Proses belajar melalui daring berdampak terhadap pertemuan guru dan siswa, memang pembelajaran dilakukan melalui aplikasi meeting yang menampilkan wajah siswa dan guru namun sudah pasti situasi pertemuan melalui layar kaca sangat berbeda dengan tatap muka langsung.
Alkisah, di Tiongkok, suku Qiang datang menyerbu negara Han dari perbatasan bagian barat. Kaisar Xuan menyuruh Zhao Chong memimpin pasukan untuk melawan suku Qiang.
Kaisar menanyakan pada Zhao berapa pasukan tambahan yang dibutuhkan.
Zhao Chong berkata, “Hamba belum mampu memastikan, Yang Mulia.”
Sang Kaisar pun menyarankannya untuk mengutus orang melihat keadaan di garis depan sebelum berperang. Namun, Zhao Chong menolaknya.
“Daripada mendengar orang lain sebanyak 100 kali, lebih baik hamba melihat dengan mata kepala hamba sendiri, Yang Mulia. Izinkan hamba untuk pergi ke garis depan memastikannya, Yang Mulia,” ujar Zhao Chong.
Setelah mendapat izin, ia pun berangkat ke garis depan, meneliti keadaan bumi, menyelidiki posisi pasukan musuh. Dengan informasi tersebut, Zhao Chong menyusun rencana peperangannya dengan sangat sukses ia dapat mengalahkan suku Qiang itu.
Saat ini, kata-kata Zhao Chong tersebut malah menjadi peribahasa “mendengar 100 kali tidak sebanding dengan melihat sekali” yang mampu memberi motivasi bagi masyarakat tiongkok untuk membangun dirinya meraih kesuksesan.
Sebagai guru sebaiknya melakukan hal yang sama terhadap siswanya. Meminta siswa untuk belajar tatap muka langsung walau hanya sekali karena dampak pandemi covid-19 yang menuntut kita untuk senantiasa memperhatikan protokol kesehatan. Tentu dengan cara membagi beberapa kelompok dalam satu kelas, setiap kelompok diberi kesempatan belajar tatap muka langsung dengan waktu yang berbeda-beda agar ada ruang untuk tetap menjaga jarak.
Maknanya adalah jangan mudah percaya dengan apa yang dikatakan orang lain, tetapi lihatlah dengan mata kepala sendiri karena itu lebih baik daripada hanya mendengarkan dari orang lain walupun informasi itu bersumber dari 100 orang. Terkait dengan tugas guru, belajar tatap muka langsung lebih baik daripada seratus portofolio siswa yang dikirim oleh siswa. Hal ini karena guru tidak dapat memantau prosesnya melainkan guru hanya mendapatkan hasilnya. Bagaimana siswa menyelesaikan latihan soal, menemukan masalah, berpikir kritis, bahkan menemukan solusi tidak dapat dipantau oleh guru.
Guru akan lebih mudah menuntaskan materi dan memastikan siswa telah menguasai materi yang diberikan jika merasakan langsung, melihat langsung, mendengar langsung argument siswa. Sehingga sangat diharapkan kepada guru untuk tidak mengandalkan pembelajaran dengan metode daring, sekali-kali gunakan metode tatap muka langsung. Manfaat lainnya agar motivasi belajar dan bersekolah siswa tetap terjaga akibat belajar dirumah yang dinilai sangat menjenuhkan dan membosankan bagi siswa.