Tumbuhan paku merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak hidup di hutan Indonesia. Tumbuhan ini disebut tumbuhan paku (pteridophyta) karena tergolong tumbuhan kormophyta berspora yang dapat hidup diberbagai habitat baik secara terestrial, epifit, maupun aquatik.
Selain memiliki habitat yang baik, anggota tumbuhan paku telah jelas mempunyai kormus yaitu tubuhnya dapat dibedakan dengan jelas bagian akar, batang, dan daun.
Tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan. Wilayah tersebut tersebar mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran tinggi maupun dataran rendah, lingkungan yang basah, lembab, rindang, kebun tanaman, hingga pinggir jalan.
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang dan daun. Organ generatif pada spora terdiri atas spora, sporangium, anteridiumdan arkegonium.
Letak sporangium tumbuhan paku pada umumnya berada di bagian bawah daun dan membentuk gugusan berwarna cokelat atau hitam. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) sebagai bagian dari keanekaragaman hayati merupakan tumbuhan yang memiliki fungsi ekologis yang cukup penting di dalam ekosistem hutan seperti sebagai vegetasi penutup tanah, pencampur serasah bagi pembentukan hara tanah dan produsen rantai makanan.
Peranan tumbuhan paku yaitu sebagai sumber plasma nutfah juga berpotensi sebagai sumber pangan dan obat-obatan. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar di dalam pengelolaannya. Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang bervariasi.
Keberadaan paku-pakuan ini masih kurang mendapat perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya. Cara untuk mengetahui keberagaman tumbuhan paku yang ada maka perlu dilakukan idenitifikasi
Dari penjelasan diatas, pada kesempatan ini saya akan membahas tentang pengertian tumbuhan paku, klasifikasi hingga manfaatnya.
Identifikasi Tumbuhan Paku
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun.
Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang dan daun. Organ generatif paku terdiri atas spora, sporangium, anteridium dan arkegonium. Letak sporangium tumbuhan paku pada umumnya berada di bagian bawah daun dan membentuk gugusan berwarna cokelat atau hitam.
Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku. Divisi pteridophyta dapat dikelompokkan menjadi empat kelas antara lain Psilophytinae (paku purba), Lycopodiinae (paku rambat atau paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan kelas Fillicinae (paku sejati).
Paku-pakuan dapat dibagi ke dalam 11 famili antara lain Marsileaceae, Equicetaceae, Salviniceae, Lycopodiaceae, Selagillaceae, Schizaeaceae, Ophiglossaceae, Cyatheaceae, Gleicheniaceae, Polypodiaceae, dan Ceratopteridaceae
Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yang membedakan dengan tumbuhan lainnya yaitu sebagai berikut:
- Daun menggulung pada saat masih muda, khususnya pada golongan tumbuhan paku sejati misalnya Pteropsida dan kelas Psilopsida.
- Umumnya mempunyai daun steril disebut Tropofil, dan daun fertil disebut sporofil. Kumpulan sporofil pada ujung batang atau cabang dinamakan Strobilus dan kumpulan sporangium dinamakan sorus.
Karakteristik Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas mempunyai kormus yaitu tubuhnya mempunyai karakteristik dengan jelas bagian akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku juga mampu tumbuh pada habitat yang berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan. Persebaran tersebut mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran tinggi maupun dataran rendah, lingkungan yang basah, lembab, rindang, kebun tanaman, hingga pinggir jalan paku dapat dijumpai.
Karakteristik akar dari tumbuhan paku umumnya mempunyai akar adventif. Akarnya tumbuh secara horizontal di permukaan tanah atau di bawah tanah. Paku epifit rimpang memanjat pada cabang atau batang pohon. Akar yang keluar pertama tidak dominan melainkan disusul oleh akar lain yang semuanya muncul dari batang.
Golongan tumbuhan paku seperti Cyathea, mempunyai karakteristik yang unik yaitu terdapat sejumlah akar ditemukan dekat dengan dasar caudis, berfungsi untuk kestabilan. Rhizom paku menjalar bercabang baik pada tipe irreguler atau dikotomi. Rhizoid tumbuhan paku sudah berkembang ke arah akar untuk kepentingan hidupnya.
Serabut akar tersebut akan menyerap air dan garam mineral terlarut. Kelompok lain dari tumbuhan paku mempunyai akar yang berupa benang yang tumbuh dari batang misalnya Selaginella sp.
Batang Pteridophyta bercabang-cabang menggarpu (dikotom) atau jika membentuk cabang-cabang ke samping, cabang-cabang baru tidak pernah keluar dari lekukan daun. Batang Pteridophyta terdapat banyak daun yang dapat tumbuh terus hingga waktu lama. Batang spesies paku kebanyakan berada di bawah tanah atau merayap.
Daun merupakan bagian yang paling menonjol dari sebatang paku. Tangkai ental (daun) disebut tangkai (stipe) untuk membedakan dengan tangkai yang dimiliki oleh tumbuhan lain. Tangkai paku-pakuan biasanya bersisik atau berbulu datar atau memanjang. Bentuk dan warna sisik atau bulu berguna untuk membedakan berbagai macam paku. Bagian pipih ental dinamakan lamina, ada yang berbentuk tunggal atau terbagi menjadi beberapa atau banyak anak daun yang terpisah.
Karakteristik lainnya dari tumbuhan paku adalah ada yang berdaun tunggal dan sebagian berdaun majemuk. Daun majemuk terdiri atas tangkai daun dan helaian daun. Helaian tumbuhan paku secara keseluruhan disebut ental. Tumbuhan paku sering kali kita jumpai dua macam ental yaitu ental fertil (subur) dan ental infertil (tidak subur).
Ental terdiri atas stipe, rachis dan lamina. Stipe merupakan bagian pangkal ental yang strukturnya berkayu; stipei analog dengan petiole. Tumbuhan paku pada setiap jenisnya memiliki bentuk ental yang khas.
Sorus merupakan bagian paku yang terletak di permukaan bawah daun paku dan bagian dari kelompok sporangia. Sorus terbuka dan spora haploid keluar, setelah germinasi, spora berkembang menjadi gametofit yang ukurannya hanya beberapa milimeter dan umumnya membuahi diri sendiri. Sporofit paku sangat bervariasi dalam struktur dan ukuran.
Berdasarkan karakteristiknya diatas, maka diperlukan pengelompokan atau klasifikasi dalam mempelajari tumbuhan paku yang pernah ditemukan. Simak selanjutnya dibawah ini.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) diklasifikasikan dalam beberapa kelas termasuk yang telah punah, yaitu sebagai berikut:
-
Kelas Psilophytinae (Paku Purba)
Psilophytinae (paku purba) merupakan paku tidak berdaun atau mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi dan terdapat pula yang tidak mempunyai akar. Paku purba bersifat homospor. Kelas Psilophytinae terdiri dari 2 ordo yaitu:
- Ordo Psilophytales (paku polos)
Paku yang tergolong dalam ordo ini termasuk tumbuhan darat yang tertua. Paku polos merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Kelompok tumbuhan ini belum berdaun, belum berakar, batang mempunyai berkas pengangkut dan bercabang-cabang menggarpu.
- Ordo Psilotales
Tumbuhan paku yang termasuk dalam ordo Psilotales yaitu tumbuhan paku tidak mempunyai akar namun memiliki rhizoid dan batangnya mikrofil (daun- daun kecil) berbentuk sisik. Contoh dari ordo psilotales antara lain Psilotum nudum, Psilotum triqoetrum dan Tmesipteris tannensis.
-
Kelas Lycopodinae (Paku Rambut atau Paku Kawat)
Ciri tumbuhan ini yaitu batang dan akar-akarnya bercabang-cabang menggarpu, daun mikrofil, tidak bertangkai dan daun tersusun rapat menurut garis spiral. Kelas Psilophytinae terdiri dari 2 ordo yaitu:
- Ordo Psilophytales (paku polos)
Paku yang tergolong dalam ordo ini termasuk tumbuhan darat yang tertua. Paku polos merupakan tumbuhan paku yang paling rendah tingkat perkembangannya. Kelompok tumbuhan ini belum berdaun, belum berakar, batang mempunyai berkas pengangkut dan bercabang-cabang menggarpu.
- Ordo Psilotales
Tumbuhan paku yang termasuk dalam ordo psilotales yaitu tumbuhan paku tidak mempunyai akar namun memiliki rhizoid dan batangnya mikrofil (daun- daun kecil) berbentuk sisik. Contoh dari ordo psilotales antara lain Psilotum nudum, Psilotum triqoetrum dan Tmesipteris tannensis.
- Kelas Lycopodinae (Paku Rambut atau Paku Kawat)
Ciri tumbuhan ini yaitu batang dan akar-akarnya bercabang-cabang menggarpu, daun mikrofil, tidak bertangkai dan daun tersusun rapat menurut garis spiral. Kelas Lycopodinae terdiri dari 4 ordo, yaitu:
- Ordo Lycopodiales
Ordo ini terdiri kurang lebih 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong Licopodiales. Ciri-cirinya yaitu batang mempunyai berkas pengangkut sederhana, tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas, daun-daun berambut, berbentuk garis atau jarum dan akar bercabang menggarpu.
Contohnya yaitu Lycopodium mularifolium.
- Ordo Selaginellales (Paku Rane, Paku Lumut)
Ciri tumbuhan paku yang tergolong ordo Selaginellales yaitu batang berbaring dan sebagian berdiri tegak, bercabang menggarpu, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder, tumbuhnya ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai beberapa meter. Selaginella bersifat heterospor.
Contohnya yaitu Selaginella caudata, Selaginella plana, Selaginella wildenowii.
- Ordo Lepidodendrales
Jenis paku yang tergolong dalam ordo ini sekarang telah punah. Tumbuhan ini mencapai puncak perkembangannya pada zaman Devon dan Karbon. Batang tumbuhan ini telah mengalami pertumbuhan penebalan sekunder, daunnya berbangun jarum, atau bangun garis, mempunyai lidah-lidah dan jika daun gugur meninggalkan bekas seperti bantalan yang merupakan sifat khas bagi tumbuhan ini. Contohnya yaitu Lepidodendron vasculare, L. acuelatum dan Lepidostrobus major.
-
Kelas Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
Kelas Equisetinae memiliki ciri yaitu bercabang berkarang dan berbuku-buku dan beruas-ruas, daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Kelas Equisetinae terdiri dari 3 ordo, yaitu:
- Ordo Equisetales
Tumbuhan paku golongan equisetales habitatnya sebagian di darat dan sebagian di rawa-rawa. Tumbuhan paku yang memiliki habitat di dalam tanah tumbuhan ini mempunyai rimpang yang merayap dengan cabang berdiri tegak. Daun berukuran mikrofil, batang dan cabang-cabangnya mempunyai fungsi sebagai asimilator mempunyai warna hijau karena mengandung klorofil. Contohnya yaitu Equisetum debile, E. ramosissisum.
- Ordo Sphenophyllales
Ciri dari tumbuhan paku ordo sphenophyllales yaitu daun menggarpu atau berentuk pasak dengan tulang – tulang yang bercabang menggarpu, tersusun berkarang, dan tiap karang biasanya terdiri atas 6 daun. Contohnya yaitu Sphenophyllum cuneifolium, S. dawsoni, dan S. fertile.
- Ordo Protoarticulatales
Anggota ordo protoarticulatales saat ini sudah berupa fosil. Tumbuhan ini berupa semak-semak kecil yang bercabang menggarpu, daunya tersusun berkarang tidak beraturan, helaian daun sempit, sporofil tersusun dalam satu bulir dan bercabang menggarpu tidak beraturan dengan sporangium yang bergantungan. Contohnya yaitu Hyenia elegans.
-
Kelas Filicinae (Paku Sejati)
Kelas Filicinae lebih umumnya dikenal dengan tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya. Tumbuhan ini termasuk higrofit, banyak hidup di tempat teduh dan lembab. Semua anggota Filicinae mempunyai daun-daun yang besar (makrofil), bertangkai, tumbuhan muda paku ini daunnya menggulung pada ujungnya dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Contohnya yaitu Adiantum farleyense (paku ekor merak), Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa). Kelas Filicinae terdiri dari 3 Anak Kelas, yaitu:
- Anak kelas Eusporangiatae, terdiri atas 2 ordo yaitu tumbuhan ini berupa terna, protalium di bawah tanah dan tidak berwarna, atau di atas tanah berwarna hijau, sporangium mempunyai dinding tebal dan kuat terdiri beberapa lapis sel dan spora sama besar.
-
- Ordo Ophoglossales, Ordo ini terdiri dari suku Ophioglossaceae. Tumbuhan ini mempunyai batang di dalam tanah yang pendek. Marga Botrychium terdapat pertumbuhan yang menebal sekunder yang lemah, daun mempunyai bagian khusus untuk asimilasi dan bagian yang fertil menghasilkan alat reproduksi. Contohnya yaitu Ophioglossum reticulatum, dan Botrychium ternatum
- Ordo Marattiales, Ciri dari tumbuhan ini mempunyai daun makrofil, menyirip ganda, Sporangium pada sisi bawah daun, mempunyai dinding yang tebal, tidak mempunyai annulus dan membuka dengan satu celah.
- Anak kelas Leptosporangiatae terdiri atas 10 Ordo yaitu:
-
- Ordo Osmundales
- Ordo Shizacales
- Ordo Gleicheniales
- Ordo Matoniales
- Ordo Laxomales
- Ordo Hymenophyllales
- Ordo Dicksoniales
- Ordo Thyrsopteridales
- Ordo Chyatheales
- Ordo Polipodiales
- Anak kelas Hydropterides (Paku Air)
Jenis ini disebut pula dengan nama Tracheophyta yang berarti tumbuhan yang berjaringan buluh. Jaringan buluh ini terdiri atas dua jenis buluh, yaitu:
-
- Buluh kayu (xylem), berfungsi mengangkut air dan garam-garam tanah dari akar ke bagian atas hingga daun.
- Buluh tapis (floem), berfungsi mengangkat hasil asimilasi dari daun ke seluruh bagian organ termasuk akar.
Pembuluh kayu dan pembuluh tapis tersebut dimiliki pula oleh tumbuhan berkeping dua. Tracheophyta tidak mempunyai kambium tetapi memiliki hijau daun (klorofil) yang membuatnya bisa mandiri dalam pembentukan zat-zat yang mengandung energi matahari (karbohidrat, lemak dan protein). Perkembangbiakan Tracheophyta membentuk spora dengan peralatan kelamin yang lengkap yaitu:
-
- Arkegonium: dapat disamakan dengan putik dari tumbuhan dikotiledon dan mengandung semacam sel telur.
- Anteridium: dapat disamakan dengan benang sari yang menghasilkan tepung sari.
Reproduksi Tumbuhan Paku
Siklus hidup paku didominasi oleh generasi sporofit. Generasi sporofit (diploid) merupakan tumbuhan dengan ukuran lebih besar dan kompleks dalam pergiliran keturunan. Tumbuhan paku siklus hidupnya diawali dengan sporangium melepaskan spora. Spesies pakis kebanyakan menghasilkan tipe spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit fotosintetik.
Sporofit memiliki sporangium bertangkai dengan peralatan serupa pegas yang melontarkan spora beberapa meter. Spora yang terbawa angin dapat tersebar jauh dari tempat asalnya. Beberapa spesies menghasilkan lebih dari satu triliun spora selama hidupnya.
Pengelompokan hutan hujan tropis merupakan vegetasi tumbuhan paku mulai dari hutan dataran rendah, hutan ketinggian sedang dan hutan dataran tinggi.
Tumbuhan paku terestrial merupakan salah satu dari jenis-jenis paku-pakuan yang menyukai cahaya dan jenis-jenis yang membutuhkan naungan. Tumbuhan paku yang suka cahaya dominan berasal dari jenis Gleichenia dan Nephrolepis, sedangkan jenis tumbuhan paku tahan naungan yang mencolok yaitu jenis-jenis Angiopteris. Jenis-jenis ini memiliki ukuran yang besar, bahkan lebih besar jika dibanding dengan paku pohon.
Manfaat Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku banyak memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia misalnya:
- Tanaman hias : Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk rusa), Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis (paku gunung), Alsophoila (paku tiang) dan lainnya.
- Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni), Cyclophorus, untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing.
- Bahan sayuran : Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda) dan lain-lain.
- Kesuburan tanah : Azolla pinata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen udara.
Demikianlah artikel dari edugoedu.com mengenai identifikasi tumbuhan paku, klasifikasi hingga manfaatnya. Semoga bermanfaat bagi anda semua dan terimakasih.