Sejarah Kerajaan Tarumanegara – Ringkasan lengkap sumber sejarah kerajaan Tarumanegara, prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara, raja-raja kerajaan Tarumanegara, kehidupan politik dan sebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara: Ringkasan Lengkap
Kekuasaan Kerajaan Tarumanegara by Gunawan Kartapranata / Creative Common |
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang bercorak kebudayaan Hindu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Dharmayawarman, Tarumanegara diperkirakan berdiri kurang lebih pada abad ke-5 Masehi.
Dimanakah letak Kerajaan Tarumanegara? Letak Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, sekitar Bogor sekarang.
Wilayah kekuasaan Tarumanegara meliputi Banten, Jakarta sampai pada perbatasan Cirebon, dilihat dari luas wilayahnya dapat ditafsirkan bahwa pada masa kejayaan wilayah Kerajaan Tarumanegara hampir menguasai seluruh wilayah Jawa Barat.
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui melalui 2 sumber yaitu dari sumber luar negeri berupa berita asing dan sumber dalam negeri berupa prasasti.
a. Sumber Luar Negeri
Sumber dari luar negeri berasal dari berita Cina. Berita tersebut adalah berupa catatan perjalanan Fa-Hien (penjelajah dari Cina) pada awal abad ke-5 M. Dalam buku yang ditulisnya berjudul Fa-Kuo-Chi terdapat catatan bahwa di Ye-Po-Ti banyak dijumpai orang-orang Brahmana. Menurut para ahli yang dimaksud Ye-Po-Ti ini adalah Jawadwipa atau Pulau Jawa atau Tarumanegara.
Berita asing lainnya juga berasal dari Cina berupa catatan Dinasti Sui, dalam catatan itu menerangkan bahwa telah datang utusan dari To-mo-lo yang menghadap kaisar Cina pada tahun 528, 535, 630, dan 669.
Sesudah tahun itu, nama To-mo-lo tidak terdengar lagi. To-mo-lo diidentifikasikan sebagai Kerajaan Taruma (Tarumanegara).
b. Sumber Dalam Negeri
Sumber dalam negeri adalah berupa tujuh buah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Dari peninggalan prasasti-prasasti inilah dapat diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara mendapatkan pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Apa saja prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara, berikut ini daftarnya:
1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun by Taman Renyah / Creative Common |
Prasasti Ciaruteun ditemukan di dekat muara sungai Cisadane, Bogor. Pada prasasti ini terdapat tulisan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerja terdiri dari 4 baris. Pada prasasti ini juga terdapat cap sepasang telapak kaki Raja Purnawarman seperti kaki Dewa Wisnu.
2. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi by G.F.J. Bley / Creative Common |
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir, Kec. Cibungbulang, Kab, Bogor. Pada prasasti ini terdapat telapak kaki gajah yang disamakan dengan telapak kaki gajah Airawata (gajah tunggangan Dewa Wisnu)
3. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu ( source ) |
Prasasti Jambu ditemukan di Bukit Koleangkak yang berisi sanjungan kepada raja Mulawarman dan juga terdapat gambar telapak kaki.
4. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu |
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu dan merupakan prasasti terpenting dan terpanjang. Isinya tentang beberapa hal antara lain:
- Nama sungai yang terkenal di Punjab ada dua buah yaitu sungai Chandrabaga dan sungai Gomati.
- Prasasti Tugu tertulis anasir penanggalan walaupaun tidak lengkap dengan tahunnya. Pada prasasti tersebut tertulis bulan Phalguna dan Caitra (diduga bulan Februari dan April)
- Dalam Prasasti Tugu juga menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan dengan memberikan hadiah kepada Brahmana berupa 1000 ekor sapi oleh raja.
5. Prasasti Pasir Lebak (Cidanghiyang)
Prasasti Pasir Lebak ditemukan pada tahun 1947 menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta di Kampung Lebak berisi pujian atas keberanian Raja Purnawarman.
6. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi ( source ) |
Prasasti Pasir Awi ditemukan di lereng selatan bukit Pasir Awi berisi gambar dahan dengan ranting, buah-buahan dan sepasang telapak kaki.
7. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten ( source ) |
Prasasti Muara Cianten ditemukan di sungai Cisadane tertulis dengan aksara ikal yang belum dapat dibaca.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara hanya mengalami masa pemerintahan oleh 12 raja saja. Di bawah ini adalah raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara:
- Jayasingawarman (358-382 Masehi) : Jayasingawarman adalah pendiri Kerajaan Tarumannegara dan seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena wilayahnya ditaklukan oleh Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Madaga. Jayasingawarman merupakan menantu Raja Dewawarman VIII. Pada masa pemerintahannya pusat pemerintahannya beralih dari Rajataputra (Salakanegara) ke Tarumanegara.
- Dharmayawarman (382 – 395 Masehi) : Dharmayawarman adalah raja kedua Kerajaan Tarumanegara dan ia adalah anak dari Jayasingawarman.
- Purnawarman (395 – 434 Masehi) : Purnawarman adalah raja terbesar Kerajaan Tarumanegara, pada masa pemerintahannya Tarumanegara dapat menguasai wilayah Jawa Barat. Raja Punawarman membangun ibukota kerajaan baru yang lebih dekat ke pantai pada tahun 397 Masehi, ibukota baru ini kemudian diberi nama Sundapura. Tarumanegara di bawah kekuasaan Punawarman memiliki 48 raja daerah meliputi dari Salakanagara (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai wilayah Purwalingga di Jawa Tengah.
- Wisnuwarman (434 – 455 Masehi
- Indrawarman (455 – 515 Masehi)
- Candrawarman (515 – 535 Masehi)
- Suryawarman (535 – 561 Masehi)
- Kertawarman (561 – 628 Masehi)
- Sudhawarman (628 – 639 Masehi)
- Hariyawangsawarman (639 – 640 Masehi)
- Nagajayawarman (640 – 666 Masehi)
- Linggawarman (666 – 669 Masehi)
Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara
Raja Purnawarman adalah raja yang besar dan tangguh. Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Pada masa pemerintahannya rakyat hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram. Raja Purnawarman berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara menjadi besar.
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan sumber prasasti baik yang ditemukan di Jawa Barat maupun berita dari Cina, pada masa itu mata pencaharian penduduk Kerajaan Taruma Negara adalah perdagangan kulit penyu, cula badak dan perak.
Fa-Hien juga menjelaskan bahwa penganut agama Hindu lebih banyak dibandingkan dengan penganut agama Buddha.
Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara? Linggawarman, raja Kerajaan Tarumanegara terakhir digantikan oleh menantunya Tarusbawa pada tahun 669 M. Linggawarman mempunyai 2 orang putri yaitu pertama bernama Manasih yang menjadi istri Tarusbawa (berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa) dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi istri Dapuntahyang Sri Jayanasa (pendiri kerajaan Sriwijaya).
Secara otomatis tampuk kekuasaan diwariskan kepada menantu dari putri pertama. Karena Pamor Kerajaan Tarumanegara sudah mulai menurun, Tarusbawa berniat mengembalikan kejayaan zaman Raja Purnawarman yang berkedudukan di Purasaba (ibukota Sundapura).
Sekitar tahun 670 Tarusbawa mengganti nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda, hal ini dijadikan alasan Wretikandayun dari Kerajaan Galuh untuk memisahkan dari kekuasaan Tarusbawa.
Wilayah Kerajaan Sunda dan Galuh by Taman Renyah / Creative Common |
Karena putra mahkota Kerajaan Galuh berjodoh dengan Sanaha (Putri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga) maka Kerajaan Galuh mendapatkan dukungan Kerajaan Kalingga untuk menuntut Tarusbawa agar bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara dipecah menjadi dua.
Dalam posisi yang tidak menguntungkan dan untuk menghindari terjadinya perang saudara akhirnya Tarusbawa menerima tuntutan Kerajaan Galuh. Pada tahun 670 wilayah Kerajaan Tarumanegara dipecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan sungai Citarum sebagai batasnya.
Dengan dipecahnya wilayah Tarumanegara menjadi dua berakhir pula kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.
*sumber: dari berbagai sumber