Sejarah Kerajaan Kutai – Rangkuman lengkap sumber sejarah kerajaan Kutai, raja-raja Kerajaan Kutai, keadaan masyarakat kerajaan Kutai dan sebab runtuhnya kerajaan Kutai.
Ada yang tau dimanakah letak Kerajaan Kutai? Ya, Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) terletak di tepi sungai Mahakam tepatnya di Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur.
Sejarah Kerajaan Kutai: Ringkasan Lengkap
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi. Wilayahnya cukup luas yaitu hampir seluruh Kalimantan Timur, bahkan pada zaman keemasannya Kerajaan Kutai hampir menguasai sebagian wilayah pulau Kalimantan.
Sumber Sejarah Kerajaan Kutai
Prasasti Yupa by Meursault2004 / Creative Common |
Apa sumber sejarah mengenai keberadaan Kerajaan Kutai? Sumbernya yaitu dari beberapa penemuan peninggalan Kerajaan Kutai berupa tulisan (Prasasti). Prasasti tersebut berupa tujuh buah tiang batu yang disebut dengan Yupa.
Prasasti Yupa ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi dari Prasasti Yupa tersebut diantaranya:
- Kerajaan Kutai diperintah oleh Maharaja Kudungga yang memiliki anak bernama Aswawarman, sedangkan Aswawarman memiliki 3 anak salah satunya Mulawarman.
- Kudungga merupakan nama asli Indonesia, sedangkan Aswawarman adalah nama India. Sehingga Aswawarman lah yang membuat wangsakarta (dinasti).
- Agama yang dianut di Kutai yaitu agama Hindu aliran Syiwa yang diduga berasal dari India Selatan.
- Secara keseluruhan Prasasti Yupa menceritakan proses upacara persembahan yang dilakukan oleh Raja Mulawarman.
Raja-raja Kerajaan Kutai
Nah, sekarang siapa saja raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai? Simak infonya lebih lanjut di bawah.
- Raja Kudungga : Siapa Raja Kudungga? Raja Kudungga adalah raja pertama Kerajaan Kutai. Pada awalnya Raja Kudungga adalah seorang kepala suku tetapi dengan masuknya pengaruh Hindu akhirnya ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan sekaligus mengangkat dirinya sebagai raja.
- Raja Aswawarman : Raja Aswawarman merupakan putra dari Raja Kudungga. Dalam tulisan Prasasti Yupa diceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kutai diperluas buktinya dengan adanya upacara asmaweda. Upacara ini bertujuan untuk mengetahui luas wilayah kekuasaan melalui pelepasan kuda, semakin jauh telapak kuda ditemukan, maka semakin luas pula wilayah kekuasaannya. Raja Aswawarman juga dianggap sebagai pendiri keluarga raja atau wangsakarta.
- Raja Mulawarman Kerajaan Kutai berada di masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Hal ini terlihat dari upacara-upacara persembahan yang pernah dilakukan. Kebaikan Raja Mulawarman terlihat dari pemberian hadiah kepada para brahmana berupa sapi dengan jumlah banyak.
- Raja Marawijaya Warman
- Raja Gajayana Warman
- Raja Tungga Warman
- Raja Jayanaga Warman
- Raja Nalasinga Warman
- Raja Nala Parana Tungga
- Raja Gadingga Warman Dewa
- Raja Indra Warman Dewa
- Raja Sangga Warman Dewa
- Raja Candrawarman
- Raja Sri Langka Dewa
- Raja Guna Parana Dewa
- Raja Wijaya Warman
- Raja Sri Aji Dewa
- Raja Mulia Putera
- Raja Nala Pandita
- Raja Indra Paruta Dewa
- Raja Dharma Setia
Keadaan Masyarakat Kerajaan Kutai
Bagaimanakah kehidupan masyarakat Kerajaan Kutai pada masa lalu?
1. Bidang Sosial dan Budaya
Berdasarkan Prasasti Yupa kehidupan sosial masyarakat Kutai telah berkembang menjadi masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan budaya lokal dan budaya dari India.
Hal ini dapat terlihat dari masyarakat yang menguasai bahasa Sansekerta dan dapat menulis menggunakan huruf Pallawa. Golongan masyarakat ini adalah golongan brahmana.
Raja Mulawarman mempunyai hubungan baik dengan golongan brahmana. Hubungan baik ini dapat menunjukan bahwa kedudukan brahmana sangat dihormati oleh kalangan kerajaan.
Raja Mulawarman sendiri menganut agama Hindu Syiwa, namun tidak semua yang berada di Kutai beragama Hindu ada juga yang beragama Buddha.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju dan sejahtera. Hal ini dibuktikan dengan persembahan kerajaan berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
Selain beternak, mata pencaharian masyarakat Kutai adalah bertani dan berdagang mengingat letak Kutai berada di tepi sungai Mahakam. Sungai Mahakam ini diperkirakan digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan lokal.
Namun diperkirakan juga terjadi hubungan perdagangan internasional yang menggunakan jalur lintasan India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makasar lalu ke Cina atau Filipina.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Diperkirakan penyebab runtuhnya Kerajaan Kutai adalah meninggalnya raja Maharaja Dharma Setia yang merupakan raja ke-21 Kerajaan Kutai dalam peperangan melawan raja Aji Pangeran Sinum Panji dari Kerajaan Kutai Kertanegara. Selanjutnya Kerajaan Kutai Kertanegara ini menjadi Kerajaan Islam.
*sumber: dari berbagai sumber