Siapa sih yang tidak mengenal nama Jepang? Menyebut kata Jepang, rakyat Indonesia tentunya akan teringat dengan pendudukan pasukan Jepang di Indonesia. Siapa yang menyangka bahwa kedatangannya ke Indonesia ternyata justru semakin menambah kesengsaraan dan penderitaan rakyat Indonesia secara lahir dan batin. Pada artikel saya akan membahas mengenai bagaimana awal kedatangan pasukan Jepang ke Indonesia.
Jepang mungkin hanya 3,5 tahun menduduki Indonesia, tapi mereka meninggalkan luka yang amat dalam. Hal ini bisa kita lihat dari cerita-cerita kelam tentang bagaimana kejamnya mereka kepada para pendahulu. Membunuh, menyiksa, kerja paksa ataupun cara-cara lainnya.
Tak hanya itu, kekejaman-kekejaman Jepang juga bisa kita lihat dari tempat-tempat yang mereka tinggalkan. Misalnya beberapa gua Jepang yang ada di Indonesia. Kabar mengatakan jika kebanyakan gua Jepang di sini dipakai mereka sebagai tempat penyiksaan dan penjara bagi orang-orang pribumi yang dianggapmya bersalah.
Hancurnya Pelabuhan Pearl Harbour Amerika
Tanggal 7 Desember 1941, terjadi peristiwa besar, yakni Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Nah, aksi Jepang ini merupakan sebuah gerakan invasi militer yang kemudian dengan cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Sehingga di Januari-Februari tahun 1942, Jepang telah menduduki Filipina, Pontianak, Balikpapan, Palembang, Tarakan (Kalimantan Timur), dan Samarinda, yang mana waktu itu bangsa Belanda masih berada di wilayah Indonesia.
Bahkan beberapa minggu kemudian, Jepang telah berhasil mendarat di Pulau Jawa, tepatnya di Teluk Banten pada tanggal 1 Maret 1942, kemudian juga di Kragan (Jawa Timur), dan di Eretan (Jawa Barat). Nah setelah itu, tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia telah jatuh ke tangan Jepang, hingga akhirnya tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
Masuknya Pasukan Jepang ke Indonesia
Penyerahan kekuasaan kepada Jepang oleh Belanda dilakukan melalui sebuah upacara di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Gubernur Jenderal Tjardaan Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten menjadi wakil Belanda dalam upacara tersebut, kemudian Jenderal Hitoshi Imamura menjadi wakil dari Jepang. Dengan berakhirnya upacara penyerahan tersebut, secara otomatis kemudian, Indonesia berada di bawah jajahan (pendudukan) Jepang. Dan dari sinilah penderitaan bangsa Indonesia memulai babak baru, dan kalian tentunya bisa membayangkan nasib bangsa Indonesia setelah itu.
Dimulainya penjajahan Jepang di Indonesia menjadi mimpi buruk bagi bangsa Indonesia. Politik imperialisme Jepang, bukan hanya berorientasi pada eksploitasi sumber daya alamnya saja, akan tetapi manusianya juga. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Sumber-sumber kekayaan alam Indonesia dan juga tenaga masyarakat Indonesia dikuras oleh Jepang. Untuk memenuhi semua kebutuhan perangnya. Jepang melakukan berbagai cara, mulai dari propaganda, janji-janji manis, hingga cara-cara kekerasan.
Saudara Tua diterima di Indonesia
Masa awal kedatangan Jepang, dimana-mana terdengar ucapan “banzai-banzai” (hiduplah-hiduplah). Setiap kali Radio Tokyo memperdengarkan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) maka juga akan terdengar lagu Indonesia Raya. Bendera Merah Putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang, Hinomaru. Melalui siaran radio, juga dipropagandakan bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah harganya, sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.
Ternyata tentara Jepang pandai merayu, Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa Barat (Belanda). Katanya Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui program Pan-Asia, Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain adalah “saudara tua”, dan rakyat Indonesia adalah “saudara muda” bagi Jepang. Jadi Jepang dan Indonesia sama. Bahkan untuk meneguhkan progandanya tentang Pan-Asia, Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama “Gerakan Tiga A”. Tahukah kamu apa itu gerakan 3A?
Gerakan 3A adalah gerakan yang dipropagandakan oleh tentara Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Gerakan 3A berisi Nippon (Jepang) Cahaya Asia, Nippon (Jepang) Pelindung Asia dan Nippon (Jepang) Pemimpin Asia. (Nippon adalah sebutan lain negara Jepang, yang berarti ‘matahari’)
Dengan segala bentuk propaganda manis tersebut, tidak heran jika kedatangan Jepang di masa-masa awal, disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Jepang mendatangkan harapan bahwa Jepang benar-benar akan membebaskan Indonesia dari penjajahan. “Saudara tua” diterima baik oleh rakyat Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, sifat pendudukan Jepang memperlihatkan bentuk aslinya. Sifat baik yang diperlihatkannya di masa awal, pelan-pelan bergeser menjadi praktek penjajahan yang kejam dan mendatangkan penyiksaan bagi rakyat Indonesia.