Pada kenyataannya, setiap tenaga pendidik pada suatu lembaga pendidikan belum seluruhnya pernah mempelajari psikologi pendidikan, sehingga cara mengajar para guru tersebut masih memakai metode ceramah saja, padahal banyak sekali metode untuk mengajar, sedangkan siswa harus mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama serta duduk dengan tenang.
Namun terkadang siswa juga diharuskan menghafal pada suatu pelajaran tertentu. Dengan begitu maka siswa harus patuh pada apa yang guru perintahkan. Bila tidak melaksanakan para siswa mendapatkan hukuman yang sesuai dengan tingkat pelanggarannya.
Misalnya siswa tidak hafal perkalian, maka hukumannya adalah berdiri di depan kelas sambil menghafal sampai hafal. Dengan demikian guru tersebut masih mengajar dengan menggunakan teori belajar behaviorisme. Sehingga siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya (Asri: 2005).
Padahal seharusnya, para pendidik khususnya para guru sekolah sangat diharapkan memiliki atau menguasai pengetahuan psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah (Dalyono: 2001).
Ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologi, yaitu:
- Seleksi penerimaan siswa baru.
- Perencanaan pendidikan.
- Penyusunan kurikulum.
- Penelitian kependidikan.
- Administrasi kependidikan.
- Pemilihan materi pelajaran.
- Interaksi belajar mengajar.
- Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
- Metodologi mengajar.
- Pengukuran dan evaluasi.
Sehingga sangat diperlukan figur tenaga pendidik yang berkompeten dan mampu menerapkan prinsip-prinsip psikologis di atas. Tenaga pendidik yangberkompeten dalam perspektif psikologi pendidikan adalah pendidik yang mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.
Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar-Mengajar
Peranan Psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
Oleh sebab itu, psikologi pendidikan berfungsi diantaranya:
- Sebagai proses Perkembangan siswa.
- Mengarahkan cara belajar siswa
- Sebagai penghubung antara mengajar dengan belajar
- Sebagai pengambilan keputusan untuk Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Sementara itu menurut Samuel Smith (dalam Suryabrata: 1984), setidaknya ada 16 topik yang perlu dibahas dalam psikologi pendidikan, yaitu :
- Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational psychology)
- Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity)
- Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
- Perkembangan siswa (growth).
- Proses-proses tingkah laku (behavior proses).
- Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
- Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition learning)
- Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theories of learning).
- Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran/ evaluasi. (measurement: basic principles and definitions).
- Tranfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject matters)
- Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practicalaspects of measurement).
- Ilmu statistic dasar (element of statistics).
- Kesehatan rohani (mental hygiene).
- Pendidikan membentuk watak (character education).
- Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah. (Psychology of secondary school subjects).
- Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of elementary school).
Pada hakikatnya pendidikan salah satu pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi peserta didik. Karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu, juga berbagai aspek psikologis para peserta didik khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar maupun proses belajar mengajar.
Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam, yaitu:
- Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya.
- Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
- Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Guru merupakan seorang tenaga pendidik di sekolah, dan sebagai seorang pendidik perlu menggunakan hasil-hasil penyelidikan psikologi dalam tugasnya, sehingga pendidik tersebut dapat memahami anak didiknya dan dapat mencari jalan keluar dalam suatu permasalahan yang dihadapi peserta didik terutama dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu menurut Suryabrata (1984) psikologi pendidikan disekolah berusaha memecahkan masalah-masalah sebagai berikut:
- Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar
- Teori dan proses belajar
- Hubungan antara taraf kematangan dengan taraf kesiapan belajar
- Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan
- Pengaruh batiniah yang terjadi selama belajar
- Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang dicapai anak didik
- Hubungan teknik antara mangajar dan hasil belajar
- Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan (guru)
- Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbedabeda.Berikut terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan:
1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)
Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
2. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran
Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
3. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas
Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.
4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa
Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.
5. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.