Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan.
Motivasi berasal dari kata motif yang bermaknakan suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku. Motif adalah daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. (W.S.Winkel,1983:27).
Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam diri seseorang, yang disadari atau tidak disadari, yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku. Motif merupakan suatu kondisi intern atau disposisi kesiap siagaan (Azwar,2000:24).
Sedangkan motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, dan motif menjadi aktif pada saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan dan dihayati. Setiap aktivitas manuasia pada dasarnya dilandasi oleh adanya dorongan untuk mencapai tujuan atau terpenuhinya kebutuhan. Adanya daya pendorong itulah disebut motivasi.
Dalam beberapa terminologi, motivasi dinyatakan sebagai suatu kebutuhan (need), keinginan (wants), gerak hati (impulse), naluri (instincts), dan dorongan (drive), yaitu sesuatu yang memaksa organisme manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah dan intensitas perilaku individu. (Nyanyu Khadijah, 2011:16 ).
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, kekuatan ini dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti: keinginan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan, umpan balik (Hellriegel dan slocum, 1979:15).
Sebenarnya, dalam konsep motivasi terkandung tiga konsep penting, yaitu: tujuan, pengetahuan, dan proses-proses metakognitif (Byrnes, 1996:70). Tujuan merupakan spesifikasi yang berorientasi masa depan tentang apa yang diinginkan seseorang, sedangkan pengetahuan berkaitan dengan mengetahui tentang bagaimana membuat tujuan tercapai. proses-proses metakognitif memcakup: memonitor kemajuan yang dicapai, menggunakan keyakinan dan pilihan untuk menilai tindakan yang berlangsung, menilai keinginan terhadap hasil, dan menjelaskan mengapa diperoleh hasil.
Motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya. (Petri, 1981:108). Konsep motivasi juga digunakan untuk menjelaskan perbedaanperbedaan dalam intensitas perilaku. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan imbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:65).
Morgan dkk (1986:24). Mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang menggerakkan dan mendorong terjadinya perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu. Eggen dan Kauchak (1997:78) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan yang memberi energy, menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan perilaku terhadap tujuan.
Jadi, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sedang motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. (Winkel, 2005:87)
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar”. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri