Melihat tayangan Korea di televisi maupun media lain memang bisa memberikan hiburan bagi siswa, bila intensitasnya tidak berlebihan. Artinya melihat tayangan Korea hanya untuk selingan sehingga tidak mengesampingkan kewajiban untuk belajar. Namun pada kenyataannya kegemaran siswa melihat tayangantayangan Korea membuat siswa menjadi terlena sehingga mengesampingkan belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.
Muhibbin Syah (2009) menyatakan, “Bahwa minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu” (hal 152). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian. Dalam hal ini ketika minat siswa untuk melihat tayangan Korea lebih besar dari pada keinginannya untuk belajar, maka proses belajarnya menjadi tidak maksimal karena pikirannya tidak sepenuhnya tercurah pada belajar atau bisa dikatakan siswa belajar dengan terpaksa dan mempercepat belajar agar bisa segera melihat tayangan Korea.
William L. Rivers berpendapat, “Media bukan saja bisa menjadi pembujuk kuat, namun media juga bisa membelokkan pola perilaku atau sikap-sikap yang ada terhadap suatu hal” (2008:255). Dalam hal ini televisi berhasil membuat siswa menggemari tayangan korea bahkan ketagihan ingin terus menonton. Kegemaran terhadap tayangan Korea bahkan membuat siswa melakukan tindakan yang kurang terpuji. Salah satunya adalah siswa menjadi tidak terbuka kepada orangtuanya. Seperti harus berbohong kepada Ibunya dengan mengatakan mengerjakan tugas padahal internetan di warnet untuk melihat dan men-download tentang hallyu, serta ada siswa harus diam-diam pergi ke warnet internetan untuk men-download lagu-lagu Korea. Menurut Thorne dan Brunner dalam Nesya Amellita, salah satu karakteristik tertentu yang dapat ditemukan pada penggemar dan mempengaruhi perilaku mereka.
Penggemar memfokuskan sebagian besar waktu dan kemampuan mereka secara intens pada suatu area hobi atau ketertarikan yang lebih spesifik dari pada mereka yang bukan penggemar. Penggemar biasanya memiliki rasa suka yang kuat sehingga terjadi perubahan pada gaya hidup mereka untuk mengakomodasi kesetiaan mereka pada obyek yang disukai (2010:17). Dalam hal ini siswa penggemar tayangan Korea memiliki rasa suka yang kuat terhadap tayangan Korea baik di televisi maupun media lain sehingga mereka mengkhususkan waktu untuk selalu setia mengikuti tayangantayangan Korea.
Melihat tayangan Korea dianggap sebagai hal yang penting sehingga siswa tidak ingin melewatkan meski hanya sekali saja. Ada perasaan menyesal, kehilangan, dan malu terhadap fans lain bila sekali saja tidak menonton hingga akhirnya siswa mengesampingkan kewajiban utamanya sebagai siswa yaitu belajar dan mengerjakan PR.
Thorne dan Brunner dalam Nesya Amellita (2010) juga mengatakan salah satu karakteristik tertentu yang dapat ditemukan pada penggemar dan karakteristik tersebut mempengaruhi perilaku mereka adalah keinginan memiliki. Siswa penggemar tayangan Korea senang mengekspresikan kegemaran mereka terhadap hallyu melalui beberapa hal yaitu membeli poster, majalah, album, pakaian agar bisa bergaya ala artis Korea.
Para siswa juga memanfaatkan internet untuk mengekspresikan kegemaran mereka terhadap hallyu dengan cara mendownload foto, lagu, video, bahkan film Korea, serta sekedar memposting tentang hallyu melalui media sosial seperti facebook dan twitter. Dalam mewujudkan kegemarannya terhadap hallyu, para siswa tersebut harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk ukuran siswa sekolah sehingga hal tersebut adalah pemborosan.