Pada tahun 1811, Sultan Mahmud Badaruddin II menyerang pos tentara Belanda yang berada di Palembang. Namun ia menolak bekerja sama dengan Inggris sehingga Thomas Stamford Raffles mengirimkan pasukan untuk menyerang Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin “ terpaksa melarikan diri dari istana kerajaan. Selanjutnya Raffles mengangkat Sultan Ahmad Najamuddin II, adik Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai raja. Pada tahun 1813, Sultan Mahmud Badaruddin Il kembali mengambil alih kerajaan, namun satu bulan berikutnya diturunkan kembali oleh Raffles dan mengangkat kembali Sultan Ahmad Najamuddin II sehingga menyebabkan perpecahan keluarga dalam Kesultanan Palembang.
Pada tahun 1818, Belanda menuntut balas atas kekalahan mereka sebelumnya dan menyerang Palembang serta berhasil ‘ menangkap Sultan Ahmad Najamuddin II. Setelah itu, Sultan Ahmad Najamuddin diasingkan ke Batavia. Kesultanan Palembang kembali bangkit melakukan perlawanan yang kemudian kembali dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Pada tahun 1821, dengan kekuatan pasukan lebih dari 4.000 tentara, Belanda kembali menyerang Palembang dan berhasil menangkap Sultan Mahmud Badaruddin _II yang kemudian diasingkan ke Ternate. Selanjutnya, pada tahun 1821 tampil Sultan Ahmad Najamuddin III, anak Sultan Ahmad Najamuddin II sebagai raja baru Kesultanan Palembang. Pada tahun 1823, Belanda menjadikan Kesultanan Palembang berada di bawah pengawasannya sehingga kembali menimbulkan ketidakpuasan di kalangan istana. Puncaknya, pada tahun 1824 kembali pecah perang. Akan tetapi, perlawanan ‘Sultan Najamuddin lll dapat dipatahkan oleh Belanda dengan mudah. Pada tahun 1825, ia Menyerah dan kemudian diasingkan ke Banda _Neira.