A. Perang Pasifik
Perang pasifik atau Perang Dunia II adalah sebuah perang global yang berlangsung
mulai tahun 1939 sampai 1945, termasuk semua kekuatan besar, yang pada akhirnya
membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan yaitu Sekutu dan Poros. Perang
ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di
berbagai pasukan militer.1
Sejak tahun 1939, Adolf Hitler, Der Fiihrer Jerman, telah merencanakan penyerangan
terhadap Polandia. Meskipun demikian , Polandia telah mendapat jaminan dari Inggris dan
Perancis, yang akan membantunya jika diserang oleh Jerman. Tanggal 1 September pukul
00.40, Hitler mengeluarkan perintah untuk memulai penyerangan terhadap Polandia, yang
kemudian dilancarkan tepat pukul 04.45. tanggal 3 September 1939,pukul 11.00 Inggris
menyatakan perang terhadap Jerman, dan diikuti oleh Perancis pada pukul 17.00. Perang
Dunia II pun dimulai.2
Penyerangan Nazi terhadap Polandia merupakan awal pecahnya Perang Dunia II.
Menurut Perjanjian Versailles, wilayah Rusia Timur dipisahkan dari Jerman dengan
dibentuknya negara Polandia, yang merupakan jalan keluar Jerman menuju laut.3
Meletusnya Perang Dunia II pada dasarnya berkaitan erat dengan Perang Dunia I,
yakni merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I. Perang Dunia I telah mengakibatkan
dampak besar bagi dunia, yaitu seperti kehancuran dan kerugian yang sangat besar, krisis
perekonomian dunia, serta kematian jutaan jiwa. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk
mengakhiri Perang Dunia ke I adalah dengan melakukan genjatan senjata dan merancang
suatu perjanjian (Perjanjian Versailles) untuk mengakhiri Perang Dunia I.
Perjanjian Versailles itu berisi tentang tuntutan sekutu (Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, dan Jepang) kepada Jerman untuk:
1. Menyerahkan daerah kekuasaannya kepada Inggris, Perancis dan Jepang.
Menanggung ganti rugi perang.
2. Memperkecil angkatan militer atau perangnya.
3. Menyerahkan kapal-kapal dagang kepada Inggris, dan
4. Memberikan wilayah Jerman bagian barat sungai Rhein sebagai jaminan (Selama 15
tahun).
Akan tetapi, Jerman mengingkari semua kesepakatan dalam perjanjian Versailles
tersebut sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya Perang Dunia ke II pada tahun
1939.Selain salah satu penyebab Perang Dunia ke II diatas, terjadinya Perang Dunia II
yang melibatkan beberapa negara besar dilatar belakangi oleh beberapa sebab, yakni sebab
umum dan sebab khusus.
A. Sebab Umum
Adanya unjuk kekuatan senjata yang diciptakan oleh beberapa negara dan
perlombaan senjata antar negara-negara Eropa, seperti Inggris menciptakan Royal Air
Force (Armada Udara) dan Jerman membuat kapal tempur Bismarck dengan peluru
kendali Vergeltung (pembalasan).
1. Adanya politik balas dendam (Revanche Idea) yang dilakukan oleh negara
Jerman.
2. Adanya politik mencari sekutu dengan munculnya blok Sekutu dan blok Fasis.
3. Gagalnya Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam upaya menciptakan perdamaian
dunia.
Adanya politik ekspansi beberapa negara fasis (militer) seperti:
Jerman, dengan semboyan Jerman Raya (Lebensraum).
Italia, dengan semboyan Italia Raya (Italia Iradenta) atau (Italia la
Prima).
Jepang dengan semangat Hakko Ichi-u.
B. Sebab Khusus
1. Penyerbuan Jerman terhadap Polandia pada tanggal 11 September 1939.
2. Terjadi penyerbuan yang dilakukan Jepang terhadap Pangkalan Armada
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada hari
Minggu tanggal 7 Desember 1941.5
Di Asia, Jepang, yang memilih bergabung dengan kekuatan Axis, juga melakukan
serangan kilat dengan menyerbu daratan Cina. Lalu bak gelombang raksasa, Jepang
menyapu seluruh Asia Tenggara, sampai Indonesia.6
Kehadiran Jepang dalam kancah perang dunia, yang dengan penuh keberanian
menyatakan perang melawan raksasa imperialisme Amerika dan sekutunya.7
Seusai Perang
Dunia I, di mana Jepang terlibat, negeri ini dengan politik fasisme yang mulai
dijalankanya memperlihatkan keunggulan dengan diperoleh mandat atas pulau-pulau yang
semula menjadi milik Jerman di Samudera Pasifik.8
Selama Perang Dunia II, Jepang terlibat perang di Pasifik yang sering disebut sebagai
Perang Asia Timur Raya.
Latar belakang Jepang melibatkan diri dalam perang dunia ke-2 adalah karena paham
yang mereka anut, yiatu FASISME. Selain fasisme, Jepang memiliki motivasi lain dalam
melakukan invasi. Salah satunya adalah konsep Hakko Ichiu. Konsep ini pertama kali
diungkapkan oleh Jimmu Tenno, salah satu Kaisar Jepang pada 600 SM. Hakko Ichiu
sendiri memiliki arti “8 penjuru di bawah 1”. Orang Jepang pada masa itu berasumsi
bahwa seluruh dunia merupakan keluarga besar dan Jepang sebagai keturunan Dewa
menjadi pemimpin seluruh dunia. Asumsi bahwa kaisar sebagai perwujudan dunia nyata
berasal dari shintoisme. Ajaran ini sudah mendarah dagang dalam akar budaya Jepang.
Bahkan pada era Meiji, Shinto menjadi agama nasional. Oleh karena itu, ketika Jepang
melakukan invasi para tentara dengan semangat tinggi rela melakukan apapun demi Kaisar
yang dianggap dewa. Menggunakan hakko ichiu sebagai pemacu semangat benar-benar
efektif bagi Jepang pada masa itu.
Betapa kuatnya militer Jepang di negaranya, terlihat dengan diangkatnya Jenderal
ToJo sebaga Perdana Menteri Jepang (Oktober 1941) dan tak sampai 2 bulan kemudian
sejak berkuasa, Jenderal Toyo menggemparkan dunia dengan menyerang Pearl Harbour (8Desember 1941), Singapura dan kedudukan-kedudukan AS serta Inggris lainya di Asia
dan Pasifik, yang kemudian menyulut terjadinya Perang Asia Timur Raya, atauPerang
Dunia II.9
Perang dunia ke dua terjadi tahun 1939-1945. Terjadinya Perang Dunia II secara tidak
langsung berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1942 Jepang berhasil mengalahkan Belanda, maka posisi Belanda Indonesia
diambil alih oleh Jepang. Artinya Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Masa pendudukan
Jepang berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia diarahkan untuk
memperkuat kekuatan militer. Selain itu untuk ikut mendukung kemenangannya dalam
menghadapi Sekutu.
Suasana Perang sebetulnya sudah lama terbentuk, khususnya di kalangan negaranegara Eropa. Semenjak Hitler berhasil mencaplok Australia ke dalam wilayah Jerman
pada tahun 1938, suasana perang terus berkembang di Eropa dan sekaligus menjadi
ancaman bagi Amerika, dan Benua Asia yang lebih menjadi sasaran tembak. Watak
agresor dari negeri-negeri Fasis.
Pada 1 September 1939, Hitler menyerbu Polandia dan berkobarlah Perang Dunia II
di Eropa. Di Indonesia, GAPI menekan Belanda untuk memberikan otonomi supaya bisa
bekerja sama dengan Belanda untuk Melawan Fasisme, namun usulan GAPI tidak
ditanggapi. Pada tahun 1940, pemerintah Belanda menegaskan untuk tidak memberikan
otonomi sedikit pun untuk Indonesia dan kekuasaan akan tetap pada tanggung jawab
Belanda.
Pada tanggal 10 Mei 1940, Hitler menyerbu negeri Belanda. Meskipun diserbu
pasukan Jerman, tapi Belanda tidak mau mengubah status Indonesia dari negara jajahanya.
Pada tanggal 14 Mei 1940, pemerintah dan ratu Belanda meninggalkan negerinya untuk
mengungsi ke London.11
Ketika itu Jerman memberlakukan undang-undang darurat perang, dan segala aktifitas
politik dilarang. Pemimpin-pemimpin Indonesia dalam Volksrad masih berharap Belanda
memberikan kesempatan. Tetapi jawaban dari Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh
Stachouwer bahwa akan dilakukan beberapa perubahan setelah perang berakhir Pada bulan September 1940, tiga pihak yaitu Jerman, Jepang, dan Italia mengesahkan
persekutuan mereka. Prancis dikalahkan oleh Jerman pada bulan Juni 1940. Pada
September 1940, pemerintah Prancis yang di Vichy yang bekerja sama dengan Jerman
yang memperbolehkan Jepang membangun pangkalan-pangkalan militer di Indo-Cina
jajahan Prancis. Pada saat itu, pemimpin-pemimpin Jepang mulai membicarakan secara
terang-terangan untuk kebebasan Indonesia. Pihak Jepang meminta ijin ke Belanda untuk
diperbolehkan memasuki Indonesia, namun Belanda menolak. Sampai pada tahun 1941,
ekspor Indonesia ke Jepang diberhentikan dan Belanda membekukan aset Jepang di
Indonesia. Mengetahui hal itu Jepang memperkuat pangkalan militernya di daerah IndoCina.13
Pada tanggal 8 Desember 1940, pasukan Jepang menyerang Pearl Harbour,14 pusat
pertahanan Amerika Serikat di Pasifik. Selama enam bulan sejak jatuhnya Pearl Harbour,
Jepang terus melakukan Gerakan ofensif. Hingga ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.15
Lima jam setelah penyerangan Pearl Harbour, Gubernur Jendral Hindia Belanda Tjarda
van Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang.16
Ketika itu pemerintah Hindia Belanda mempertahankan diri terhadap serangan Jepang
dari bulan Desember sampai awal tahun 1942. Belanda meminta bantuan kepada raja
Yogyakarta dan Surakarta. Kerja sama antara kedua kerajaan dengan pemerintah Hindia
Belanda memanglah erat, namun serangan Jepang yang begitu besar tidak dapat lagi
dibendung.17
Pada bulan Januari 1942 terjadi pertempuran seru di laut Jawa yangmembawa
keunggulan bagi armada Jepang. Ambon dan seluruh daerah Maluku, meskipun di daerah
tersebut masih dipertahankan oleh 2.400 pasukan militer Belanda dan 1.000 pasukan
Australia tetapi kekuatan dan kecerdikan Jepang dalam bertempur tak bisalagi dibendung.
Pada waktu yang bersamaan Manado dan Kendari berhasil dilumpuhkan juga.
Pada bulan yang sama, daerah-daerah kekuasaan Belanda di Kalimantan jatuh ke
tangan Jepang. Dimulai dari Tarakan pada tanggal 11-12 Januari, kemudian disusul pada
tangal 24 Januari yaitu Balikpapan yang merupakan sumber minyak. Kemudian disusul
oleh Pontianak pada tanggal 29 Januari., Samarinda juga direbut Jepang pada 3 Februari,
dan terakhir Banjarmasin takluk pada 10 Februari 1942. Pada 5 Februari ekspansi Jepang
terus ditingkatkan dengan jatuhnya lapangan terbang Samarinda II, yang waktu itumasih
dikuasai oleh tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan dikuasainya pusat kekuatan Hindia
Belanda di lapangan terbang tersebut, maka dengan mudah pada tanggal 10 Februari
Banjarmasin secara keseluruhan dikuasai.19
Palembang menempati posisi yang istimewa dalam setrategi politik militer Jepang di
Sumatra.20Jepang mendarat di Sumatra untuk pertama kalinya di Palembang pada tanggal
14 Februari 1942.21 Dua hari kemudian pada tanggal 16 Februari 1942 palembang dan
sekitarnya berhasil dikuasai oleh Jepang.22 Pada waktu itu Jawa hanya dipertahankan oleh
25.000 tentara KNIL, 15.000 tentara Sekutu, 5.500 personil administrasi dan 6.000
angkatan udara kerajaan Inggris, dan masih dibantu 3.000 tentara Australia dan 500 tentara
Amerika Serikat. Namun pada akhirnya, kekuatan Sekutu berhasil dibekukan oleh
Jepang.23
Keberhasilan pihak Jepang menduduki Indonesia sebenarnya juga tidak lepas dari
bantuan kaum pribumi itu sendiri. Dibeberapa daerah, banyak rakyat Indonesia yang ikut
menyerang serdadu-serdadu dan sipil Belanda. Maka salah satu upaya untuk
menyelamatkan orang-orang Belanda dan Sekutu lainnya adalah dengan menyerah kepada
Jepang, supaya tidak terjadi banyak korban.24
Pada tanggal 8 Desember 1941 pasukan tentara Jepang bergerak masuk ke Asia
Tenggara, bersamaan dengan penyerangan terhadap Pearl Harbour. Berakhirlah kekuasaan
Belanda di Indonesia. Pihak penguasa hanya meninggalkan sedikit sahabat di kalangan rakyat Indonesia. Bahkan kalangan elit yang telah mengharapkan berlangsungnya evolusi
melalui kerja sama kini benar-benar menyangsikan kemauan baik pihak Belanda.25
Perang Pasifik memberi kesempatan bagi Jepang untuk menguasai seluruh Asia,
dengan terlibatnya Jepang di Perang Pasifik, kesempatan untuk menguasai Asia, terutama
Indonesia sangat besar. Dengan kemenangan Jepang di berbagai medan pertempuran,
memudahkanya untuk masuk Indonesia dan menguasai seluruh Indonesia. Dengan
demikian Perang Pasifik merupakan jalur masuknya Jepang menuju Indonesia.
B. Gambaran Umum Tentang Pendudukan Jepang Di Indonesia
Pendudukan Jepang pada periode Perang Dunia kedua antara tahun 1941 sampai
1945 atas wilayah Indonesia (dalam perspektif masa itu adalah masa Hindia Belanda),
keadaan ini dianggap membawa dampak yang cukup signifikan bagi perjalanan bangsa
Indonesia sebagai sebuah negara. Dampak tersebut bukan hanya di bidang politik atau
kenegaraan, tetapi juga dampak sosial budaya. Tujuan penguasaan pemerintah Jepang atas
Indonesia adalah demi mendapatkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia
guna mendukung jalannya peperangan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Jepang
dengan berbagai cara mencoba menarik minat dengan seluruh rakyat untuk bekerja sama.
Hal tersebut terlihat dalam usaha-usaha Jepang dibidang propaganda dan mobilisasi massa.
Memasuki era abad 20, kemajuan dalam bidang industri dan kepadatan penduduk
di Jepang, akhirnya membawanya menjadi negara penjajah. Penjajahan pertama Jepang
dilakukan terhadap Korea pada tahun 1905.26
Pada 1930, militer Jepang melakukan provokasi di Manchuria yang dikenal sebagai
Manchuria Incident, mereka kemudian menguasai dan mendudukkan seorang kaisar
boneka, Pu Yi. Militer dan pengusaha-pengusaha Jepang lalu mengeksploitasi Manchuria
habis-habisan.27 Kemudian menguasai Cina pada tahun 1937 dan Asia Tenggara pada
tahun 1938. Minat Jepang terhadap Asia Tenggara adalah karena ajaran Shintoisme pada
Hakko-Ichiu yaitu ajaran tentang kesatuan keluarga manusia. Jepang sebagai bangsa yang telah maju mempunyai kewajiban untuk mempersatukan bangsa-bangsa di dunia ini dan
memajukannya.28
Alasan lain Jepang ingin menguasai Indonesia adalah karena ekonomi, kemajuan
industri di Jepang memaksanya untuk menguasai sumber-sumber alam di Indonesia
terutama minyak tanah, timah, karet, dan lain-lain.29
Ketika terjadi malapetaka ekonomi dunia pada tahun 1930 an berbagai negara
mulai meninggalkan standar emas sebagai jaminan keuangannya, Jepang paling dahulu
mengikuti langkah ini, lebih dahulu dari Hindia Belanda yang dengan keras kepala sampai
tahun 1935 tetap mempertahankan standar emas, biarpun negara-negara Eropa lain sudah
meninggalkanya.30
Jepang nampaknya tidak begitu menderita, beberapa tahun kemudian Jepang
sanggup bersaing dengan negara-negara Eropa untuk merebut pasaran ekonomi, dengan
menggunaka Politik Dumping, yaitu menjual barang-barang yang lebih murah di luar
negeri dari pada di Jepang sendiri. Untuk mendomplang berlangsungnya ekonomi Jepang,
posisi Palembang terkait erat dengan kepentingan ekonomi dan strategi militer dalam
invasinya ke wilayah Selatan. Sebagian besar sumber daya alam yang dibutuhkan Jepang
adalah minyak bumi, batu bara, timah, dan karet terdapat di Sumatra, khususnya
Palembang.31
Dalam sejarah Indonesia, periode 1930 sampai 1950 adalah periode yang sangat
krusial. Masyarakat Indonesia mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat berdampak pada
masa-masa berikutnya. Peristiwa itu diawali dengan meledaknya resesi ekonomi. Kejadian
ini terjadi pada tahun 1930, saat itu dunia sedang mengalami krisis yang diakibatkan oleh
peperangan negara-negara besar.32
Selanjutnya tahun 1942 sampai 1945 adalah masa pendudukan Jepang di
Indonesia. Jepang datang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan mereka akan minyak bumi
untuk kebutuhan perang. Menipisnya bahan bakar minyak bumi yang telah dimiliki Jepang
ditambah tekanan dari pihak amerika yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang
membuat Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri. Oleh karena itu mereka berfikir bila mereka bisa menguasai Indonesia mereka bisa menguasai semuanya yang
dimiliki Indonesia.33
Kependudukan Jepang di Indonesia diawali dengan embargo minyak oleh Amerika
Serikat yang dilakukan besar-besaran. Dan pada saat itu, Kolonel Yamamoto membuat
strategi untuk menjalankan dua operasi, yaitu operasi terbesar dalam sejarah Perang Dunia
II dan operasi penyerangan atas Singapura dan Filipina sampai ke Jawa.
Awal serangan terhadap Amerika dilakukan ke Pearl Harbour dengan serangan
pesawat tempur dan bombardir pada tanggal 7 Desember 1941. Ribuan pasukan Amerika
tewas di medan perang. Keesokan harinya Amerika Serikat memberikan pernyataan bahwa
mereka siap ikut bertempur melawan Jepang. Dan akhirnya meletuslah Perang Dunia II
antara Jepang dan Amerika.
Jepang berhasil menguasai banyak wilayah terutama Indonesia, sehingga armada
perangnya semakin bertambah. Sedangkan Amerika membentuk ABDACOM di Bandung
yang dipimpin oleh Jenderal Sir Archilbald Wavell. Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda
resmi menyerah dan Batavia berhasil dikuasai oleh Jepang. Dan peristiwa inilah yang
menandai awal mula sejarah pendudukan Jepang di Indonesia.34
Tanggal 1 Maret 1942, kapal-kapal pengangkut tentara berlabuh di Teluk Banten
sesuai jadwal. Seluruh pasukan Detasemen Sato di bawah Komando Kolonel Hansichi
Sato mendarat di Teluk Banten. Menjelang subuh, Letjen Imamura mendirikan Pos
Komando di Ragas, 3 km di utara Bojonegoro, kemudian sore harinya memindahkan
markasnya ke Serang, tempat ia bermarkas sampai tanggal 7 Maret 1942. Pada 7 Maret
1942, satu unit pasukan Jepang telah mencapai Lembang, utara Bandung.35
Tanggal 8 Maret 1942 pukul 10.00, Imamura meninggalkan Batavia dan menuju
Kalijati melalui Karawang. Pada hari itu juga dimulai perundingan antara Pemerintah
Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jenderal Van Starkenborg
Stachouwer dan tentara Jepang pimpinan Letnan Jenderal Imamura.36
Imamura menyatakan, Belanda harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa
syarat, namun Gubernur Jenderal Belanda masih bersikeras mempertahankan kedudukan Belanda di Indonesia. Jawaban ini membuat Imamura berang dan mengancam akan
menghancurkan Tentara Belanda jika tidak mau menyerah tanpa syarat.37 Akhirnya,
Belanda tunduk dengan ancaman Jenderal Jepang tersebut dan keesokan harinya, 9 Maret
1942, Letnan Jenderal Ter Porten, Panglima Tertinggi Tentara Hindia Belanda mewakili
Gubernur Jenderal, menandatangani dokumen pernyataan menyerah tanpa syarat. Dengan
demikian, bukan saja secara De Facto, melainkan juga secara De Jure, seluruh wilayah
bekas Hindia Belanda berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang.38
Penyerahan kekuasaan ini menandai resminya kekuasaan Jepang menggantikan
pemerintahan Belanda di Indonesia.39 Untuk menduduki Indonesia awalnya Jepang tidak
terlalu sulit untuk mendapatkan simpatik rakyat Indonesia. Jepang melakukan propaganda
dengan melalui pertujukan drama, tari-tarian, nyanyian, khamisibai dan film. Dari semua
propaganda, petugas sendenbu Jepang menyadari di antara berbagai materi propaganda,
film adalah yang paling besar dampaknya.40 Di samping propaganda-propaganda yang
dilakukan Jepang ada kebijakan yang dibuat oleh Jepang untuk kepentingan Jepang
sendiri.
Kekerasan terhadap rakyat pun terjadi ketika usaha Jepang untuk menarik simpati
rakyat tidak berhasil. Oleh karena itu Jepang mengadakan tindakan kekerasan yang banyak
merugikan dan mendatangkan penderitaan terhadap bangsa Indonesia. Jepang memeras
dan memaksa seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja bagi kepentingan perang Jepang,
yang disebut Romusha41. Pada umumnya yang dijadika Romusha adalah para petani yang
diperintahkan untuk bekerja pada proyek-proyek dan pembangunan pabrik dan lain-lain.42
Mereka yang menjadi Romusha terpaksa harus meninggalkan keluarganya. Perginya kaum laki-laki yang meninggalkan keluarganya, membuat keluarganya menjadi kelaparan dan
kemiskinan.
Periode pendudukan Jepang di Indonesia sering dianggap sebagai orde penuh
ketidakpastian, namun pada saat bersamaan memberikan banyak peluang tertentu bagi
rakyat Indonesia. Kerap kali dikatakan bahwa rezim pendudukan Jepang tampil sewenangwenang dengan tindakan dapat diduga dan di atas segalanya dinilai lebih kejam ketimbang
Belanda.43
Selama pendudukanya di Indonesia, pemerintah militer Jepang berusaha
memobilisasi seluruh sumber-sumber daya yang ada di Indonesia, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia, demi kepentingan perangnya.44
Masa Jepang merupakan masa kebangkitan nasional. Pendudukan selama tiga
setangah tahun merupakan periode yang menentukan bagi sejarah Indonesia. Jepang
banyak melakukan perubahan baru terhadap masyarakat pribumi yang akhirnya
memungkinkan terjadinya revolusi Indonesia. Terutama di Jawa, mereka (golongan
Jepang) mengindoktrinasi, melatih, dan mempersenjatai banyak generasi muda serta
memberi kesempatan kepada pemimpin yang lebih tua untuk menjalin hubungan dengan
rakyat. Di seluruh Nusantara sampai ke pelosok desa telah diguncang oleh tekanan politik
yang keras dan menindas. Namun hal inilah yang akhirnya membangkitkan nasionalisme
Indonesia untuk menuju kemerdekaan dari Kolonialisme.45
Kekuasaan penjajah kerajaan protestan Belanda dengan peerintah kolonialnya serta
aparatnya, berakhir dalam waktu relatif sangat sebantar apabila dibandingkan dengan
panjangnya masa penjajahan. Demikian juga dengan Perang Asia Timur Raya atau Perang
Pasifik, yang diawali pada 7 Desember 1941 M dengan pengeboman Pearl Harbour,
Hawaii, Amerika Serikat, menjadikan Imperialise Barat (pemerintah Kolonial Belanda)
bertekuk lutut pada Imperialisme Timur (Balatentara Jepang) dengan serangan kilatnya
pada 8 Maret 1942 M.