Menurut Bandura dan Walters dalam Slameto mengatakan bahwa sesuatu yang baru dikuasai atau dipelajari mula- mula dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan. Dengan adanya model yang ditiru dapat memudahkan siswa dalam mengarang, sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Tiru Model. Proses pembelajaran dengan metode tiru model adalah:
- Sebuah model yang dipilih guru dibaca bersama-sama di kelas
- Kemudian, dibaca pula analisis model itu (setiap model disertai sedikit analisis mengenai bagus tidaknya tulisan itu dan menelurusi jalan pikiran penulisnya ketika menciptakan tulisan itu, melihat sistematika penulisannya)
- Guru mengajak para siswa memikirkan objek-objek lain yang kira-kira dapat dituliskan dengan menggunakan pola, gaya, atau cara-cara yang dipakai dalam model itu.
- Selanjutnya siswa menuliskan idenya yang sejalan dengan model yang dibahas itu.
- Siswa menuliskarangan dengan waktu yang cukup.
- Setelah selesai, tugas siswa dikumpulkan dan diperiksa, kemudiandijanjikan kapan pekerjaan mereka dikembalikan.
- Guru harusmengembalikan tugas siswa sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan. Ketika mengembalikan karangan-karangan itu, gurumembahas kesalahan-kesalahan yang umumnya dilakukan siswaSedangkan kesalahankesalahan yang dilakukan siswa tertentu cukup ditulis di kertas siswa yang bersangkutan untuk kemudian diselesaikan secara khusus antara guru dengan siswa.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Tiru Model Suatu metode atau teknik pembelajaran tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan metode tiru model adalah:
- Anak dalam pembelajaran di kelas lebih mudah dikondisikan karenaanak menjadi aktif dengan kegiatan masing-masing.
- Tugas guru dalam proses pembelajaran menjadi lebih ringan danmudah karena guru hanya menyediakan bahan yang dijadikan modeldan memeriksa tulisan anak.
- Adanya latihan yang menunjang kemampuan menulis anak karenalatihan menulis yang dilakukan anak akan merefleksikan kemampuan menulis semakin sering berlatih maka anak akan semakin mahir dalam menulis.
- Kegiatan pembelajaran melalui metode ini bisa dilakukan di dalam dan di luar kelas.
Kekurangan metode ini adalah:
- Dalam proses pembelajan guru tidak membantu menerangkan.
- Dalam proses pembelajaran kurang adanya tanya jawab antara siswa dan guru.
Pengajaran Bahasa Indonesia disekolah dasar secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu. Menurut Solchan dkk, (2009; 7.14) ”Mendefinisikan hakekat pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterpaduan keterampilan berbahasa dapat diwujudkan dalam dua cara, yakni keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu dan keterpaduan tanpa fokus, yang berarti keempatnya diperlakukan secara seimbang atau tanpa ada penekanan agar pelaksanaan pengajaran benar-benar dapat terpadu antara keempat keterampilan (kompetensi dasar), kompetensi dasar kebahasaan dan sastra maka perencanaannya harus terpadu pula.