Kita semua mengenal dalam sejarah bahwa jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak suku dan ras. Terlepas dari kontroversi bahwa manusia berasal dari kera yang dianut dalam teori evolusi.
Namun jenis manusia purba di Indonesia berikut ini bisa menjadi bahan referensi bagi kita. Pada masanya, bagi seorang peneliti, bila menjadi penemu pertama dalam fosil ataupun bukti sejarah lainnya adalah merupakan kebanggaan. Mungkin juga terjadi pada masa sekarang ini.
Pada artikel ini saya akan mencoba menjelaskan tentang jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia beserta ciri-cirinya.
Secara umum manusia purba terbagi kedalam 3 kelompok yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pithecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak) dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang ditemukan tersebut terdapat di beberapa wilayah di Indonesia.
Wilayah tersebut sudah diberikan ketetapan seperti perkembangan dan perlindungan di indonesia. Jenis jenis manusia purba dan penemunya bisa kita lihat dalam ulasan seperti dibawah ini yang diringkas dari beberapa sumber.
Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini akan mengalami perubahan di masa mendatang, sesuai dengan pembaharuan dari penemuan-penemuan terbaru. Jenis-jenis manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia dan penemunya yaitu sebagai berikut.
Phitecantropus
Pithecanthropus adalah sebutan untuk fosil mirip manusia yang berwajah kera. Berdasarkan sumber tulang yang ditemukan, Pithecanthropus merupakan jenis manusia purba yang paling banyak penemuan fosilnya ada di Indonesia.
Fosil Pithecanthropus ditemukan di temukan di Trinil, Perning daerah Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung macan, dan Ngandong.
Sebelum masuk ke topik utama, adapun ciri-ciri Pithecanthropus secara umum yaitu sebagai berikut.
- Tinggi tubuh kira-kira 165-180 cm.
- Badan tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.
- Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
- Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus.
- Volume otaknya 750-1.300 cc.
- Hidung lebar dan tidak berdagu.
- Makanannya bervariasi, yaitu tumbuhan dan daging hewan buruan.
Pithecanthropus diperkirakan hidup 2 juta-200 ribu tahun yang lalu. Pithecanthropus hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
Pithecanthropus belum dapat memasak makanan sehingga makanan dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu. Pithecanthropus tinggal di tempat-tempat terbuka dan selalu hidup berkelompok.
Perlu kalian ketahui bahwa Pithecanthropus sendiri dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut.
Pithecanthropus Robustus
Pithecanthropus Robustus ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 di lapisan pleistosen bawah. Pithecanthropus robustus artinya manusia kera berahang besar.
Pithecanthropus robustus disebut juga Pithecanthropus mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto.
Ciri-Ciri Pithecanthropus robustus
Adapun ciri-ciri fisik Pithecanthropus robustus antara lain sebagai berikut.
- Badan tegap.
- Tinggi badan antara 165-180 cm.
- Hidung lebar.
- Tulang rahang dan geraham kuat.
- Tidak memiliki dagu.
- Tulang pipi kuat.
- Volume otak 750-1.300 cc.
- Hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (food gathering)
Pithecanthropus Soloensis
Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari aspek daratan, terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting.
Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional.
Ciri-Ciri Pithecanthropus Soloensis
Adapun ciri dari Pithecanthropus Soloensis adalah :
- Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
- Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
- Tinggi sekitar 165-180 cm.
- Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
- Memiliki rahang bawah yang kuat.
- Memiliki tulang pipi yang tebal.
- Tulang belakang menonjol dan tajam.
- Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
Pithecanthropus Mojokertensis
Pada tahun 1936 telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh seorang peneliti, yaitu Widenreich disebuah desa yang terletak di Mojokerto.
Fosil manusia purba ini diberikan nama dengan Pithecanthropus Robustus. Namun bagi Von Koenigswald menyebutnya dengan nama Pithecanthropus Mojokertensis sesuai dengan nama daerah ditemukannya.
Ciri Ciri Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis :
- Memiliki badan tegap
- Tidak mempunyai dagu
- Memiliki kening yang menonjol
- Tinggi badan 165-180 cm
- Mempunyai volume otak 750-1.300 cc
- Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
- Tulang tengkorak tebal
- Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
- Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu
Pithecanthropus Erectus
Spesimen-spesimen Pithecanthropus Erectus ditemukan pada tahun 1890-1891 di Kedung Brubus dan Trinil, Jawa Timur oleh Eugene Dubois.
Fosil yang ditemukan berupa rahang, gigi, dan sebagian tulang tengkorak. Diperkirakan Pithecanthropus Erectus hidup sekitar 700.000 tahun lalu. Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak.
Nama ilmiah Pithecanthropus Erectus saat ini adalah Homo Erectus. Homo Erectus artinya manusia yang berjalan tegak. Sebagian ahli menyakini Homo Erectus berasal dari Afrika.
Para ahli berpendapat bahwa Homo Erectus bermigrasi selama masa pleistosen dan terus menyebar ke seluruh dunia hingga mencapai Asia Tenggara.
Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus
Adapun ciri-ciri Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus antara lain sebagai berikut.
- Volume otak 900 cc.
- Tulang kening menonjol.
- Tulang dahi lurus ke balakang.
- Tulang kaki sudah cukup besar.
- Geraham besar.
- Berat badan sekitar 100 kg dengan tinggi badan 165-170 cm.
Studi baru menunjukkan bahwa Homo erectus memiliki kemampuan inteligensia yang tinggi. Kesimpulan tersebut diperoleh dari kebiasaan yang dilakukan Homo erectus yaitu menggunakan api.
Penelitian yang dipublikasikan pada bulan Februari 2013 dalam Cambridge Archaeological Journal menunjukkan bahwa penggunaan api membutuhkan perencanaan jangka panjang dan kerja sama kelompok.
Adapun bukti awal mengenai penggunaan api dalam studi ini menunjukkan bahwa manusia manusia purba jenis Homo Erectus diperkirakan lebih cerdas dari perkiraan sebelumnya.
Homo erectus menurut Terrence Twomey (seorang antropolog dari University of Melbourne, Australia) telah menggunakan apo sejak 1 juta tahun yang lalu. Di duga Homo Erectus belajar memanfaatkan api dari sambaran petir atau sumber alami lainnya.
Menurut Terrence Twomey, Homo Erectus sudah mampu bekerja sama satu sama lain dan tidak mencuri makanan sesamanya.
Walaupun telah mampu menggunakan api dan mengolah makanan, Pithecanthropus belum dapat dikategorikan sebagai manusia cerdas. Hal tersebut dilihat dari volume otak dan bentuk fisiknya yang belum menyerupai manusia modern saat ini.
Seiring perkembangan waktu, muncul jenis manusia yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari jenis Meganthropus palaeojavanicus dan Pithecanthropus yaitu Homo Sapiens. Simak kelanjutannya dibawah ini.
Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus
Manusia purba meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba terbesar dan tertua di Indonesia. Unsur-unsur nama tersebut terdiri dari kata megan = besar, anthropus =manusia, paleo= tua, dan javanicus=berasal dari Jawa.
Fosil manusia purba ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan mempunyai rahang yang sangat besar dan kuat. Mereka bertahan hidup dengan cara mengumpulkan makanan.
Ciri Ciri Meganthropus Paleojavanicus
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba meganthropus paleojavanicus :
- Memiliki tinggi sekitar 165-180 cm.
- Berbadan tegap.
- Volume otak 900cc.
- Tonjolan pada kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
- Tidak memiliki dagu dan mempunyai hidung yang lebar.
- Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
- Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan.
Homo Floresiensis
Homo Floresiensis cukup berbeda jika dibandingkan jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil.
Ditemukan oleh seorang pastor bernama Verhoeven pada tahun 1958 di Goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004.
Diperkirakan hidup sekitar 30.000-18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang.
Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1 meter, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo.
Manusia Purba Homo Soloensis
Fosil Manusia purba jenis homo soloensis ditemukan oleh Von Koenigswald dan Weidenrich diantara tahun 1933-1934 di lembah bengawan Solo.
Fosil ini ditemukan sebuah tengkorak dengan volume otaknya bukan lagi seperti manusia kera.
Manusia Purba Homo Wajakensis
Fosil manusia purba jenis homo wajakensis ini ditemukan pertama kali oleh Dubois di tahun 1889 di daerah Wajak sekitaran daerah Tulungagung.
Manusia purba jenis ini telah ditemukan dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang serta mereka juga mengerti caranya untuk memasak.
Penemuan ini merupakan penemuan penting, karena seolah menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan adanya hubungan manusia dengan kera.
Fosil-fosil manusia purba di Indonesia menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam bukunya The Descent Of Man (asal usul manusia).
Manusia Purba Homo Sapiens
Manusia purba berjenis homo sapiens dapat dianggap sebagai manusia purba yang berumur paling muda dari semua manusia purba yang ada. Dari fosil homo sapiens diperkirakan hidup antara 15.000 hingga 40.000 tahun SM.
Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk manusia sekarang.
Penemuan akan Homo Sapiens ini menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal.
Ciri-Ciri Homo Sapiens
Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan ilmu perkembangan manusia purba. Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut.
- Volume otaknya antara 1.000 cc-1.200 cc;
- Tinggi badan antara 130-210 m;
- Otot tengkuk mengalami penyusutan;
- Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
- Muka tidak menonjol ke depan;
- Berdiri dan berjalan tegak,
- Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Dengan melihat ciri diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik yang lebih maju dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya.
Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo Sapiens juga menunjukkan bahwa di daerah Indonesia mempunyai banyak ragam dan budaya serta ras manusia purba yang pernah ditemukan.
Itulah jenis-jenis dari manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia. Sekian penjelasan dari saya dan semoga bermanfaat. Akhir kata terimakasih.