Ada cerita tentang “orang tua di gunung” yang melatih dan mengetuai pasukan elit pembunuh yang patuh dengan segala perintahnya. ketika seorang pembesar berkunjung, orang tua tersebut menunjukkan kualitas pasukannya dengan menyuruh satu dari mereka untuk berjalan ke arah jurang. sang assassin pun jalan ke ujung tebing, terjatuh dan mati. tanpa berteriak atau melompat, hanya berjalan seperti yang diperintahkan.
Mereka mendapatkan sebutan hashhash dari opium atau obat bius yang mereka konsumsi sebagai rokok. mereka dilatih dalam pengaruh obat sehingga sangat patuh terhadap perintah tuannya. keahlian mereka adalah menggunakan berbagai racun dan senjata-senjata eksotis. kemampuan mereka adalah bersembunyi dalam kegelapan dan membunuh korbannya tanpa terlihat.
Assassin dalam benak awam, kebanyakan dibentuk oleh film, novel, dan juga game |
Lebih Banyak Mitosnya Daripada Kebenaran
Hashashin yang betulan adalah sebuah sekte keagamaan yang cukup radikal. ketika menghadapi konflik dengan lawan-lawan politiknya mereka memilih membungkam atau menghabisi pemimpin lawan. uniknya sekte tersebut sebisa mungkin menghindari konfrontasi terbuka. bagi mereka menghabisi pemimpin lawan lebih efektif daripada konflik terbuka yang dapat menimbulkan korban jiwa yang besar antar pengikut, klan, atau kubu.
Sebagai konsekuensi dari pemikiran di atas maka sasaran dari hashashin minimal adalah seorang pemimpin sekte, bupati, gubernur, atau jendral yang melawan pengaruh mereka. tidak seperti dalam film atau novel, mereka pantang menyerang masyarakat ataupun prajurit. karena “orang awam” tidak dianggap dapat memberikan pengaruh terhadap permasalahan mereka. karenanya hasashin lebih sering menyerang raja dan sultan daripada anggota militer lawannya.
Lukisan tentang hashashin yang diproduksi pada masa yang sama, ternyata jauh dari kesan “ninja” |
Senjata kesukaan sekte radikal ini adalah pisau kecil (belati) yang sesekali dilapisi racun. bukan agar mematikan tetapi untuk memberikan efek psikologis maksimal kepada lawannya. bukan hanya belati yang ketika itu begitu umum dan dimiliki oleh banyak orang, mereka juga ternyata menyukai penggunaan benda tidak berbahaya seperti makanan. sebaliknya mereka tidak menggunakan senjata semacam katar yang sebenarnya digunakan secara eksklusif oleh kebudayaan India.
Bahkan senjata andalan mereka adalah kue yang dilumuri dengan racun secara terang-terangan. maksudnya memang bukan untuk menjebak lawan agar mati karena makan kue beracun, tetapi agar membuat sasaran takut. biasanya kue disembunyikan bersamaan dengan surat ancaman. apabila belati, kue dan ancaman tidak membuat takut maka mereka terpaksa melakukan serangan. uniknya tidak seperti dalam film atau game, hashashin tidak menyerang dalam gelap.
Hashashin Sebagai Kekuatan Politik
Sebaliknya hashashin justru berpedoman untuk selalu melakukan serangan secara terang-terangan dan terbuka. sebisa mungkin dilakukan tengah hari atau siang hari bolong dan di tengah keramaian untuk mendapatkan efek psikologis maksimum kepada lawan-lawannya dan masyarakat luas. kemampuan mereka dalam menghabisi tokoh yang dijaga ketat dan di tengah keramaian membuat sekte mereka begitu ditakuti.
Lama-kelamaan sekte hashashin menjelma menjadi sebuah kekuatan politik yang berpengaruh dalam pemerintahan di sekitar Siria kuno. walaupun terkenal sebagai pembunuh tetapi sebenarnya mereka sangat jarang melakukan pembunuhan. pemimpin mereka berpendapat bahwa penggunaan ancaman dengan belati dan kue jauh lebih efektif untuk membuat lawan menuruti kehendaknya. selain itu risikonya jauh lebih kecil bagi anggotanya.
Dokumen penyerangan hashashin terhadap seorang tokoh penting, dilakukan siang hari dan di tempat terbuka |
Metodenya penggunaan belati dan kue itu sendiri sebagai berikut : Tokoh yang dianggap melawan atau membahayakan keberadaan sekte mereka biasanya akan menemukan belati yang tertancap pada bantal, kasur atau area ruang tidurnya. disertai dengan surat ancaman yang berbunyi, “akan sangat menyedihkan apabila belati yang menancap di bantal empuk tuanku harus menancap juga di dada tuanku yang lembut.”
Ancaman Dari Hashashin
Kejadian yang paling terkenal adalah ketika Saladin, yes the Saladin pada suatu siang terbangun dari istirahatnya dan menemukan sepotong kue yang jelas-jelas beracun di dadanya beserta dengan surat ancaman. ia diminta agar berhati-hati dalam ekspansi militernya yang mulai menyerempet daerah kekuasaan sekte tersebut. Saladin memilih untuk berdamai dengan ‘orang tua di gunung’ daripada harus berurusan dengan crusader eropa dan sekte radikal sekaligus.
Basis kekuatan sekte hashashin sendiri adalah benteng-benteng tak bertuan di pegunungan Siria yang terbengkalai sejak perang Persia-Byzantium ratusan tahun silam. apabila sekte mereka diserang maka mereka bisa melarikan diri dari benteng di satu gunung ke gunung lainnya. pada benteng ini pula mereka menggelar pelatihan dan pendidikan khusus bagi pengikut atau agen-agen mereka.
Hassan-e Sabbāh pendiri sekte hashashin |
Tidak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang, pelatihannya menitikberatkan pada seni penyamaran. bukan teknik ala ninja di film atau game, tetapi keahlian membaur dengan menguasai beberapa profesi serta dialek bahasa dari suku lawan. dengan modal tersebut maka seorang agen hashashin bisa memasuki kota lawan lalu mendapatkan pekerjaan serta kepercayaan dari keluarga target. ia kemudian menjadi agen pasif yang sewaktu-waktu bisa digunakan.
Usaha pembunuhan hanya dilakukan setelah upaya ancaman gagal. hal ini sendiri tidak disukai karena risikonya adalah kematian seorang agen mata-mata yang sudah terlatih sedemikian baik selain dari harga diri dari sang ketua dan wibawa dari sekte tersebut. namun terkadang memang tidak ada jalan lain sehingga perintah serangan pun diberikan.
Hashashin melakukan penyerangan dengan bermodal penyamaran. agen yang sudah menyusup lebih dulu bisa menjadi eksekutor tunggal ataupun bertindak sebagai pembuka jalan bagi hitman lain yang dikirim. pada salah satu serangan yang terdokumentasi dalam sejarah seorang vizier atau gubernur yang sedang menonton tarian di tengah keramaian kota justru tewas ditikam oleh satu satu dari grup penari tersebut. ternyata penari tersebut adalah hashashin yang menyamar.
Salah satu usaha serangan terhadap seorang bangsawan eropa yang terjadi di dalam kamarnya sendiri |
Tarian maut tersebut disaksikan oleh ribuan orang di tengah alun-alun kota dan membuat gempar semua orang. pada awalnya hashashin-penari tersebut menari sedemikian baiknya layaknya profesional bersama dengan penari lainnya sehingga barisan keamanan tidak menaruh curiga. setelah kejadian sekalipun para bodyguard begitu terkejut sehingga tidak mampu bereaksi untuk menangkap sang pelaku yang melarikan diri dengan cepat.
Hashashin Sebagai Sekte
Sebagai sekte, hashashin sudah berdiri sebelum kedatangan crusader pertama. mereka terus berkembang sebelum dan ketika masa konflik yang diakibatkan oleh kedatangan para crusader di Siria. reputasi mereka sebagai pembunuh bayaran tersebar luas di daerah tersebut dan kemudian digunakan juga oleh para bangsawan eropa. adalah para bangsawan tersebut yang nantinya menyebarkan kisah tentang assassin di dunia barat.
Salah satu kisah yang terkenal melibatkan seorang penguasa Yerusalem. berada dalam kawalan knight bersenjata lengkap sang penguasa tanpa menaruh curiga memberi salam terhadap rombongan biarawan nasrani yang berpapasan dengannya. tidak disangka itu adalah hashashin dalam penyamaran yang tiba-tiba menikamnya dua kali hingga tewas. disebutkan “pekerjaan” ini adalah pesanan dari penguasa eropa yang hendak merebut kekuasaan atas kota tersebut.
Pengepungan benteng hashahin oleh mongol |
Pengaruh dan sekte hashashin hancur ketika mereka melanggar janji damai oleh Mongol Ilkhanate yang mulai menjadi penguasa di kawasan. mereka mencelakai beberapa petinggi kepercayaan Mongol dan membuat kekacauan di kota. jendral mongol tidak suka dengan kiriman kue dan belati terhadap anak buahnya. karenanya pasukan mongol diperintahkan untuk menumpas semua tempat pertahanan yang dimiliki oleh hashashin.
Selepas dari kekuasaan mongol yang tersisa dari sekte ini tidak mampu bangkit kembali seiringan dengan persaingan ketat dengan kekuatan lain di daerahnya. yang selamat sekedar menjadi hitman bagi para sultan, emir, shah atau penguasa lain yang selalu bertikai. terakhir sebelum hilang dari sejarah mereka tercatat mengeluh soal upah pekerjaan yang ternyata dipukul rata oleh sang sultan padahal tingkat kesulitannya tiap sasaran tentu berbeda-beda.