Dahulu kala sebuah negara kecil yakni Venesia mengalami perlakuan buruk dan semena-mena oleh Byzantium. kekaisaran besar yang disebut juga Romawi Timur tersebut merasa iri dengan kekayaan pedagang Venesia di wilayahnya sehingga menuduh mereka bermain curang atau melakukan penipuan dalam hubungan dagang. hal ini membuat mereka berniat untuk merebut kekayaan Venesia dengan cara apapun yang mereka bisa.
Mulai dari aturan pajak dan tarif yang nilainya semakin mengada-ada sampai dengan penyitaan kargo kapal atau aset kekayaan lainnya hanya karena kesalahan kecil yang dibuat-buat. bahkan pada puncaknya bagian kota dimana mereka tinggal secara sepihak disita seluruhnya oleh penguasa. menghadapi kekonyolan ini Venesia mengirim beberapa orang duta yang diharapkan bisa memecahkan masalah dengan negoisasi.
Sosok Enrico Dandolo ketika sudah tua dan mengalami kebutaan permanen |
Enrico Dandolo
Salah satu duta yang dikirim adalah Enrico Dandolo, calon pemimpin Venesia di masa depan. kedatangannya dimaksudkan untuk memberikan sinyal keseriusan Venesia dalam berunding tetapi Byzantium tetap tidak bersahabat. bahkan karena suatu sebab Enrico justru dianiaya karena sebab yang tidak jelas. dalam kejadian tersebut Enrico tidak sengaja terluka di kepala sehingga perlahan mengalami gangguan penglihatan lalu kemudian buta setelah beberapa tahun.
Puluhan tahun berlalu dan semua orang menganggap masalah ini sudah usai. Enrico yang sudah tua masih berpergian ke ibukota Romawi Timur sebagai diplomat dan sering mengolok-olok dirinya sendiri yang buta sebagai lelucon. ia tampak sudah ikhlas dengan cacat yang dialaminya dan memaafkan pelakunya. hebatnya walaupun buta ia tetap berhasil menjadi pemimpin Venesia (disebut Doge) dan cukup disegani bahkan di usianya yang sudah sepuh.
Suatu ketika kontingen pasukan salib atau crusader terdampar di wilayahnya ketika mereka tidak bisa membayar ongkos sewa kapal yang terlanjur dipesan. pasukan tersebut kelaparan, tanpa bekal untuk makan dan tidak memiliki cara untuk pergi ke tanah suci. belum lagi terbelit masalah hutang sehingga kondisi mereka secara keseluruhan sangat menyedihkan. melihat hal tesebut Doge Enrico bersedia membuka dompet dan menjadi donatur mereka.
Enrico naik sebagai Doge di usia tua dan buta tetapi sangat enerjik dan ambisius |
Bukan tanpa sebab Enrico agak khawatir apabila dibiarkan maka pasukan tersebut bisa saja menjarah kota Venesia sekedar untuk mencari makan dan ongkos untuk pulang. hal tersebut sudah terjadi beberapa kali dalam sejarah pasukan salib di waktu yang lalu. selain dari risiko ia juga melihat kesempatan emas yang hanya terjadi sekali dalam hidupnya. karena itu ia berlaku baik terhadap sejumlah besar pasukan yang terdampar tersebut.
Selain dari urusan sandang dan pangan, Sang Doge juga berjanji untuk memperlunak hutang mereka apabila kontingen crusader tersebut membantu Venesia untuk merebut kembali kota mereka yang diambil oleh kerajaan lain. ia juga ikut bersumpah untuk menjadi bagian dari pasukan salib dengan upacara yang resmi. mulailah Enrico menggunakan pasukan crusader sebagai tentara bayaran atau pasukan pribadi untuk memukul musuh-musuhnya.
Penyerangan Crussader atas Perintah Enrico
Hancurnya musuh-musuh Enrico hanyalah pemanasan. setahun berlalu dan babak baru pun dimulai, ia di usia yang sudah sepuh di atas 90 tahun menggunakan pasukan salib yang sudah haus harta dan kekayaan untuk menyerang Konstantinopel, ibukota Byzantium. ironisnya kota tersebut merupakan alasan utama atau pencetus gerakan crusader yang dahulu dibentuk secara spesifik untuk menyelamatkan kota tersebut dari serangan bangsa asing.
Pengepungan kota Konstantinopel oleh pasukan salib (crusader) |
Mereka beralasan ingin mengembalikan kekuasaan calon penguasa Byzantium yang terusir secara “tidak adil” beberapa tahun sebelumnya. sekedar alasan untuk merebut dan menjarah kekayaan Konstantinopel yang memang mereka ketahui salah satu yang terbesar di eropa. serangan dari darat dilakukan oleh pasukan crusader sedangkan dari arah laut dipegang oleh armada laut Venesia. tentu tidak mudah karena kota tersebut dilindungi oleh tembok tebal yang sangat terkenal.
Namun dengan bantuan uang dan jaringan mata-mata yang sudah dibangun oleh Enrico akhirnya tembok tersebut pun bukan menjadi halangan. tanpa diketahui oleh penguasa kota ada pihak yang memberikan akses masuk dan membukakan pintu terhadap para penyerang dengan dalih negoisasi. armada Enrico sendiri dengan lihai menyerang titik tembok terlemah yang membuat perhatian penguasa terbagi dua dan melupakan sektor pertahanan lainnya.
Akhirnya pertahanan kota terbesar umat nasrani tersebut jebol dan penyerang masuk ke dalam kota tanpa bisa dihalangi. sejarah mencatat bahwa Konstantinopel dijarah untuk pertama kalinya bukan oleh bangsa asing tetapi oleh pasukan salib yang seharusnya melindunginya. Enrcio Dandolo mendapatkan balas dendamnya setelah sekian lama menunggu. Venesia mendapatkan kekayaannya kembali beserta dengan bunganya.
Penjarahan geraja Hagia Sophia oleh pasukan salib merupakan kejadian yang sangat memalukan bagi eropa |
Setelah penyerbuan Konstantinopel, Enrico Dandolo di usia yang sudah sangat uzur masih ikut serta dalam penyerangan berikutnya ke wilayah lain. ia tutup usia setahun kemudian sebagai salah satu tokoh yang paling disegani dan dianggap paling berjasa dalam membesarkan kekuasaan Venesia yang wilayahnya begitu kecil sehingga dianggap setara oleh kerajaan-kerajaan eropa lainnya. namun ia paling dikenal sebagai orang yang menghancurkan Konstantinopel.
Perbuatannya membuat Konstantinopel berhenti sebagai kekaisaran adidaya. nama Romawi Timur selanjutnya hanyalah cangkang kosong dari kebesarannya dulu. tidak lebih daripada kekaisaran boneka milik Venesia dan eropa lainnya. hal ini berimbas besar pada kemampuan militer dan pertahanan kota yang dibatasi agar tidak memberontak. di kemudian hari kelemahan ini akan menjadi senjata makan tuan ketika mereka diserang oleh bangsa asing.
Sejarah Enrico Dandolo dan Kekaisaran Byzantium mengajarkan kita untuk menghindari berlaku tidak adil dan sewenang-wenang. bahkan terhadap pihak yang lemah dan tidak mampu membalas. karena nasib selalu berubah, kekuatan dan kekuasaan seorang kaisar sekalipun tidak pernah langgeng. bandingkan dengan dalamnya dendam pada hati orang yang disakiti. puluhan tahun berlalu namun sosok Enrico bahkan di akhir hidupnya masih terus memendam dendam.