Ekonomi Neoklasik
Berkembangnya pemikiran ekonomi yang dikembangkan oleh Marx memperoleh tanggapan dari berbagai ahli ekonomi, tidak hanya dari pendukung liberalisme, namun juga dari kaum sosialisme sendiri. Pemikiran dari ahli ekonomi, khususnya dari pendukung liberalisme, dikelompokkan ke dalam kelompok pemikiran ekonomi aliran neoklasik.
Ramalan Marx tentang akan terjadinya keruntuhan sistem kapitalisme menjadi salah satu bahan bahasan oleh pakar ekonomi; di antaranya adalah W. Stanley Jevons, Leon Walras, Carl Menger, dan Alfred Marshall.
Mereka membahas teori yang menjadi titik tolak Marx dalam ramalannya tersebut secara terpisah, namun mengemukakan hal yang sama. Konsep yang mereka gunakan untuk membahas ramalan Marx adalah konsep analisis marjinal, dan mereka terbagi ke dalam empat aliran ekonomi, yaitu:
- Aliran marjinal,
- Aliran Austria,
- Aliran Lausanne,
- Aliran Cambridge.
Peletak dasar konsep analisis marjinal yaitu Heinrich Gossen (1810-1858). Ia menjelaskan konsep marjinal dalam penjelasannya tentang kepuasan konsumen dalam mengonsumsi suatu barang. Hukum Gossen I mengungkapkan bahwa tambahan kepuasan (marginal utility) dalam mengonsumsi suatu barang akan makin menurun jika barang tersebut dikonsumsi dalam jumlah yang makin banyak.
Hukum Gossen II mengungkapkan bahwa ketersediaan sumber daya dan sumber dana selalu terbatas secara relatif untuk memenuhi kebutuhan manusia yang relatif tidak terbatas. Hukum Gossen ini baru mendapat pengakuan setelah empat puluh tahun hukum ini dikeluarkan, yaitu oleh Jevons, Menger, Bohm-Bawerk, dan von Weiser, dan mereka lah yang digolongkan sebagai penganut aliran marjinal.
Di Universitas Wina, konsep marjinal banyak memperoleh dukungan, salah satunya dari Karl Menger yang mengembangkan teori kepuasan marjinal. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Friedrixh von Wieser dengan menambahkan biaya oportunitas (opportunity cost) kedalam teori kepuasan marjinal.
Pakar ekonomi lain dari universitas Wina ini adalah Bohm-Bawerk, Mises, dan F.A von Hayek. Pemikiran ekonomi dari pakar ekonomi universitas Wina ini dikenal juga sebagai aliran Austria dari aliran neoklasik.
Pakar ekonomi selanjutnya yang melakukan analisis dengan lebih komprehensif adalah Leon Walras (pendiri aliran Lausanne) yang mengemukakan teori keseimbangan umum, yaitu perubahan pada suatu faktor akan membawa perubahan pada variabel lain dalam perekonomian secara keseluruhan.
Pemikiran Walras ini kemudian dilanjutkan oleh Vilfredo Pareto yang mengungkapkan bahwa suatu alokasi sumber daya disebut efisien jika dalam suatu realisasi, tidak ada individu yang memperoleh keuntungan tanpa merugikan individu lainnya.
Aliran ekonomi neoklasik selanjutnya adalah aliran Cambridge dengan pelopor Alfred Marshal. Di antara kesemua tokoh ekonomi neoklasik, Marshall merupakan tokoh ekonomi utamanya, yang berjasa dalam memperbaharui asas dan postulat ekonomi yang dikemukakan oleh pakar klasik dan neoklasik sebelumnya.
Menurut pandangan ekonomi klasik, penentuan harga dilakukan berdasarkan besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut; sementara menurut pandangan neoklasik (yang dipelopori oleh Jevons, Menger dan Walras), penentuan harga dilakukan berdasarkan kondisi permintaan.
Pakar ekonomi neoklasik ini mengungkapkan bahwa biaya bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan harga, dan menurut mereka, faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan harga adalah kepuasan yang diperoleh dari konsumsi satu unit terakhir dari barang tersebut.
Menurut Marshall dari aliran ekonomi klasik, faktor yang membentuk harga tidak hanya biaya, namun juga oleh unsur subjektif dari sisi produsen. Misalnya berupa kondisi keuangan perusahaan, di mana ketika kondisi keuangan perusahaan memburuk, perusahaan mau menerima tingkat harga yang rendah.
Sedangkan dari sisi konsumen, misalnya berupa perubahan kemampuan dalam hal daya beli atau pendapatan; ketika pendapatan tinggi, konsumen bersedia membeli barang dengan harga yang tinggi.
Ekonomi Aliran Revolusi Keynesian
Dengan keberadaan tokoh neoklasik yang mematahkan teori sosialis Marx, maka perekonomian pada awal abad ke-20 berjalan sesuai paham klasik dan neoklasik (laissez faire-laissez passer). Di bawah tangan klasik dan neoklasik ini kemudian terjadi perlombaan produksi barang oleh perusahaan-perusahaan.
Ini dikarenakan mereka berpegang pada prinsip J.B. Say yang berpendapat, bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Alhasil, produksi pun meningkat tanpa kendali sehingga akhirnya muncul krisis ekonomi pada tahun 1930-an; perekonomian ambruk, pengangguran tinggi, dan inflasi tidak terkendali. Dari peristiwa ini, banyak pihak yang beranggapan bahwa ramalan Marx menjadi kenyataan.
Ekonomi klasik dan neoklasi tidak mampu menjelaskan fenomena yang terjadi dan tidak mampu memberikan solusi. Pendapat klasik yang menyatakan bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi dibantah oleh Keynes karena motif orang menabung tidak sama dengan motif pengusaha untuk berinvestasi.
Keynes juga merekomendasikan agar perekonomian tidak dilepaskan begitu saja kepada mekanisme pasar. Hal ini didasarkan pada pengamatannya terhadap depresi ekonomi tahun 1930-an, dan ia mengungkapkan bahwa intervensi pemerintah terhadap perekonomian, dalam batas tertentu, justru diperlukan.
Misalnya ketika terjadi pengangguran besar-besaran, pemerintah perlu mengambil kebijakan meningkatkan jumlah pengeluaran karena dengan jumlah pengeluaran yang lebih besar, pemerintah akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang berarti akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya perekonomian akan kembali bergerak dan pengangguran dapat terserap di dunia kerja.
John Maynard Keynes (Cambridge, Inggris) menerbitkan pemikiran ekonominya dalam buku yang berjudul General Theory of Employment, Interest and Money. Buku ini mengubah fokus ekonomi menjadi ekonomi makro berupa pendapatan nasional, pekerjaan, tingkat harga umum dan kebijakan fiskal.
Keynes menganalisis ekonomi yang dipengaruhi oleh pengangguran dan kapasitas yang melampaui batas. Pandangan Keynes yang berpengaruh penting dalam perkembangan ilmu ekonomi yaitu pendapatnya yang menyatakan bahwa pemerintah seharusnya campur tangan dalam perekonomian.
Keynes tidak percaya pasar dapat self regulated. Pendapat yang dikemukakan Keynes ini bertolak belakang dengan pandangan kaum klasik yang percaya bahwa pasar dapat self regulated.
Aspek Terpenting Pandangan Post Keynessian
Berbagai pemikiran ekonomi modern saat ini merupakan kelanjutan dari pemikiran ekonomi neoklasik dan ekonomi aliran Keynes. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini terdapat dua aliran penting dalam ilmu ekonomi, yaitu aliran klasik dan Keynes. Pengikut Keynes setelah masanya berpendapat untuk mengoreksi teori pendapatan dan tenaga kerja untuk dipadukan dengan pemikiran kelompok neoklasik.
Pemikiran ekonomi awalnya didominasi oleh para tokoh yang berasal dari Inggris, terutama sebelum dan di awal masa setelah Perang Dunia 2. Namun selanjutnya, sebagian besar perkembangan pemikiran ekonomi dihasilkan di Amerika Serikat.
Baik kaum pasca Keynes, ahli ekonomi neoklasik yang dianggap terkenal sebagai ekonomi aliran utama (mainstream) umumnya tinggal di Amerika serikat. Para ahli ekonomi tersebut yang terkenal di antaranya Paul A. Samuelson, Kenneth J. Arrow, James Tobin dan Lawrence Klein. Aspek pemikiran lainnya adalah pasar liberal pasca Keynes, terutama diajukan oleh para ahli moneter yang dipimpin oleh Milton Friedman.
Itulah berbagai macam dalam ekonomi dari para ahli yang juga masiah digunakan pada hari ini. Demikianlah artikel dari penulis mengenai aliran ekonomi yang bisa diterangkan. Semoga membantu Anda semua. Terimakasih atas kunjungannya.