Sosok yang identik dengan kostum hitam ini menjadi legenda sebagai pembunuh berkemampuan super. mampu memanjat dinding vertikal dengan cakar besi, berlari di atas permukaan air dengan sendal kayu, atau menghilangkan diri dengan bom asap. sekilas terdengar berlebihan tapi anehnya mereka bukan hanya karangan tetapi betul berdasarkan dari dokumen sejarah. namun sejauh mana kemiripannya antara legenda dengan kebenaran sejarah?
Pertama-tama harus diperjelas bahwa sebutan Ninja hampir tidak pernah disebutkan dalam sejarah resmi. bukan berarti rahasia tetapi sejarah resmi menggunakan sebutan Shinobi yang berarti “untuk mencuri” atau “bersembunyi”. Shinobi sendiri sudah dikenal setidaknya sejak abad ke 8. artinya mereka sebenarnya lebih tua daripada Keshogunan ataupun kelas sosial Samurai yang baru dikenal beberapa abad setelahnya.
Penampilan Ninja dalam legenda populer |
Awal Terbentuknya Ninja (Shinobi)
Pada saat itu semua orang yang memiliki tugas untuk mengumpulkan (mencuri) informasi lumrah disebut sebagai Shinobi. peran sebagai mata-mata ini dijalani tanpa latihan khusus, hanya mengandalkan pada kemampuan per individu yang membuktikan dirinya cerdas atau berbakat sehingga mampu membawa pulang informasi yang berharga.
Ketiadaan latihan dan orientasi pada hasil membuat siapapun bisa menjadi seorang Shinobi bahkan orang tua, wanita ataupun anak-anak. berkembangnya kebutuhan akan mata-mata ini sendiri erat kaitannya dengan datangnya pemikiran dari luar Jepang seperti kitab perang karangan Sun Tzu yang mengajarkan tentang pentingnya pengumpulan informasi dalam masa damai ataupun perang.
Generasi Ninja
Shinobi generasi awal karena ketiadaan pelatihan dan pendidikan khusus membuat kemampuannya terbatas. mereka belum tentu menguasai ilmu bela diri, jarang membawa senjata, tidak juga mengenakan pakaian khusus. apabila ketahuan maka jalan satu-satunya adalah lari dan bersembunyi. hanya ada 1 kasus langka dimana Shinobi mampu membakar markas lawannya.
Selama ratusan tahun Shinobi terus digunakan secara informal seperti buruh musiman, hanya dipanggil kalau ada keperluan (perang). baru pada era Keshogunan Kamakura, Shinobi mulai digunakan secara fromal. sekarang mereka bekerja sepanjang tahun dengan penugasan yang resmi. hal ini akan membawa dampak yang besar bagi generasi selanjutnya.
Kiri kostum drama, kanan bagaimana seharusnya shinobi atau ninja bertugas |
Peradaban Jepang yang berkembang menjadi feodal dengan tumbuhnya clan dan daimyo di seluruh daerah membuat semakin banyak pihak yang membutuhkan jasa mata-mata. bukan hanya gubernur yang secara tradisional mempekerjakan Shinobi, sekarang tiap clan di daerah juga menjadi pelanggan. adanya jaminan lapangan pekerjaan membuat tiap Shinobi bersemangat untuk melatih keluarganya untuk mengikuti jejak langkahnya.
Generasi baru Shinobi pun muncul, sedari kecil sudah dilatih untuk menjadi seorang mata-mata. mereka diwarisi kemampuan yang berasal dari pengalaman ayah, paman dan kakeknya. lowongan pekerjaan tersebut juga membuat banyak penduduk sekitarnya untuk alih profesi menjadi Shinobi terutama yang tinggal di pegunungan dengan sedikit lahan subur.
Konflik era feodal membawa banyak keuntungan bagi para Shinobi sehingga desa-desa asal mereka bisa berkembang dengan pesat. pada beberapa daerah bisa terdapat sampai dengan seratus desa yang khusus mencetak Shinobi profesional. lama-kelamaan jumlah mereka melebihi lowongan pekerjaan yang ada sehingga lumrah terjadi kompetisi untuk sebuah lowongan.
Hal ini berujung pada konflik berdarah antar desa Shinobi yang tampak dibiarkan oleh penguasa daerah. mereka melihatnya sebagai sebuah seleksi, “biarlah yang terbaik yang dipekerjakan” begitu pikir mereka. hal ini membuat konflik demikian brutal sehingga tiap desa sampai merasa perlu untuk membuat tembok layaknya benteng untuk melindungi warga desa dari serangan tetangga mereka.
Konflik tersebut akhirnya menjadi ajang pembuktian kemampuan dari generasi baru Shinobi yang jauh lebih terlatih dan ahli daripada sebelumnya. para profesional ini terlatih dalam seni penyamaran, bela diri tangan kosong, berkuda, penggunaan racun, bahan peledak, hingga penggunaan berbagai jenis senjata, ilmu astrologi praktis serta psikologi dasar.
Koga dan Iga di daerah pegunungan yang strategis karena dekat dengan ibukota Kyoto |
Iga dan Koga (Koka) menjadi terkenal karena wilayah tersebut menghasilkan Shinobi profesional dengan kemampuan seperti di atas. berawal dari peperangan di era Keshogunan Ashikaga dimana disebutkan adanya samurai desa yang membantu usaha pemberontakan seorang tokoh lokal. mereka berhasil menahan laju pasukan keshogunan dengan bergerilya sampai 3 tahun sebelum peperangan ditinggalkan karena shogun keburu meninggal.
Keberhasilan “samurai desa” tersebut dilakukan dengan cara yang tidak konvensional, selain dari gerilya mereka juga senantiasa meneror dan mengganggu pasukan lawan hampir setiap malam. entah dengan membakar ranting kering atau dengan memasang jebakan di sekitar lokasi berkemah. banyak diantara mereka yang melanjutkan profesi sebagai Shinobi.
Naiknya pamor dari Shinobi membuat was-was banyak pihak. potensi usaha pembunuhan menjadi risiko yang semakin diwaspadai. karena itu Shinobi sekarang berperan sebagai bodyguard, sebab ada pemikiran logis bahwa hanya sesama Shinobi-lah yang mampu mendeteksi lawan yang berkeahlian serupa dengan mereka.
Tetapi sebenarnya kebanyakan Shinobi tidak mampu melakukan infiltrasi dan usaha pembunuhan terhadap lawan yang tinggal di tempat terlindung dan dijaga ketat. walau memiliki banyak kemampuan tetapi jelas terdapat perbedaan tingkat kesulitan antara memanjat tembok desa dengan tembok kastil yang memiliki alat pengamanan dan penjagaan yang terbaik di jamannya.
Satu-satunya kesempatan Shinobi adalah ketika sasaran berada di ruang terbuka |
Karena itu walaupun memiliki keahlian “super” tetapi dalam perang peranan Shinobi tidak jauh berbeda dengan mata-mata bangsa lainnya. hampir semua kegiatan mereka bertujuan untuk mengumpulkan informasi seperti kondisi jalan di wilayah lawan, lebar jembatan, letak sungai, lokasi barak lawan, gudang perbekalan, hingga jumlah prajurit dan kesiapannya.
Melihat dari tugas yang diberikan maka Shinobi lebih banyak bekerja di siang hari daripada keliaran malam-malam yang justru mudah menimbulkan kecurigaan. bekerja di siang hari menuntut kemampuan untuk menyamar dan bukan kebetulan kalau keahlian utama mereka adalah ilmu penyamaran. demikian penting sehingga calon Shinobi yang tidak menguasai akan dikeluarkan dari pelatihan
Setiap Shinobi diwajibkan menguasai beberapa profesi dengan fasih. mulai dari keahlian praktis, tata cara bicara, bahasa tubuh, hingga pengenaan baju dan perlengkapan lainnya secara ahli. penyamaran mereka bisa sebagai tukang obat keliling yang cerewet, pendeta peziarah yang hafal ratusan doa, pedagang baju musiman, hingga tuan samurai yang pongah dan minta selalu dihormati.
Praktisnya mereka ini ahli akting yang sangat baik. demikian baik sehingga mampu memikat lawan bicaranya sehingga mampu mengorek informasi penting tanpa disadari. dalam penyamaran senjata andalan mereka adalah uang sogokan atau barang mahal sebagai hadiah untuk meraih kepercayaan korbannya.
Setelah datang berkali-kali dan cukup dikenal serta dipercaya, seorang tukang obat keliling bisa dengan mudah menguping atau menanyakan hal-hal yang tampak sepele bagi para pelayan atau prajurit di kastil. seperti bagaimana kondisi kesehatan tuan daimyo, gosip masalah internal dalam keluarganya, hingga kata kunci rahasia untuk keluar masuk pintu belakang.
Shinobi yang ahli menyamar menyerang bersamaan dengan rekannya dari luar sehingga lawan dibuat kalang kabut |
Lantas bagaimana dengan sabotase atau usaha pembunuhan?
Tidak banyak dan legenda yang ada cenderung berlebihan. bukti paling jelas adalah ketika seluruh desa di wilayah Koga dan Iga yang berkekuatan hampir 200 desa (yang biasanya berantem sendiri) bersatu dengan tujuan yang sama untuk menyerang satu orang. bayangkan usaha gabungan Shinobi terbaik se Jepang. apabila legenda tentang kesaktian Ninja benar adanya tentu tidak sampai berapa hari sudah tamat riwayat orang tersebut.
Nama orang tersebut adalah Nobunaga yang karena kesal dengan plin-plan nya sikap para Shinobi yang juga menjual jasa mereka kepada lawan-lawannya, akhirnya memutuskan untuk menggusur semua desa Shinobi di wilayah Koga dan Iga. ternyata dengan segala keahlian Ninja yang legendaris, mereka tidak mampu melukai seorang Nobunaga.
Hanya ada satu kejadian ketika seorang Shinobi berhasil menyusup lalu menembak dengan musket sniper modifikasi. sayangnya tidak mempan terhadap nanban armor sang daimyo. Shinobi lainnya bahkan sama sekali tidak berhasil mendekat. padahal Nobunaga tidak bersembunyi di kastil tetapi ikut serta bersama pasukannya ke pegunungan dan hutan di wilayah Iga yang tentu dikenal dengan sangat baik oleh para Shinobi.
Kedua desa tersebut akhirnya hancur di tangan Nobunaga. uniknya pada suatu saat Nobunaga mencoba menugaskan Shinobi yang paling terkenal yakni Hatori Hanzo untuk menghabisi daimyo lainnya. walaupun mampu menyelinap masuk ke wilayah dan kastil sasarannya (Takeda Shingen) tetapi ia gagal dalam eksekusinya. setidaknya bagaimana ia mampu melarikan diri dari kastil lawan ketika dikejar patut mendapat tepuk tangan.
Hattori Hanzo 1-1 nya shinobi yang tercatat dalam sejarah |
Sejarah mencatat bahwa kemampuan Shinobi lebih efektif digunakan dalam wilayah sendiri untuk menjaga keamanan dan pertahanan selain dari menyingkirkan lawan politik secara rahasia. adalah Tokugawa yang mampu mempekerjakan mereka dengan ahli. ia sedari awal bersedia menerima para shinobi yang desanya dihancurkan oleh Nobunaga.
Mereka dipekerjakan sebagai bodyguard dan turut membantu pertahanan beberapa kastil miliknya dari serbuan musuh. para Shinobi juga digunakan secara efektif untuk mendukung penyerangan terhadap kastil lawan dengan pencurian informasi tentang kondisi kastil tersebut. mulai dari jumlah prajurit hingga sisa perbekalannya bisa diketahui.
Tokugawa sebagai tuan terbaik akhirnya juga menjadi juru kunci bagi tradisi Shinobi yang sudah berumur ratusan tahun. struktur clan dan sistem guild Shinobi dihapuskan setelah perang karena mereka berpotensi menjual jasanya kepada pihak selain dari pemerintahan Tokugawa. para Shinobi diberi pilihan untuk ikut menjadi bagian dari intelijen keshogunan baru atau menjadi warga biasa.
Shinobi yang menerima tawaran tersebut harus menyerahkan kuasa atas tanah garapan di desanya dan pindah ke ibukota. sedangkan yang memilih menjadi warga akan diberikan tanah garapan yang lebih besar tetapi dilarang melatih Shinobi dengan pengawasan yang ketat. perlahan generasi terakhir dari Shinobi hilang seiring dengan berlalunya waktu.