Perang yang terjadi hampir 2000 tahun yang lalu dengan tombak, pedang dan kuda sekilas terlihat tidak penting atau tidak relevan dengan dunia modern. tapi tahukan anda battle of Guandu sangat dihargai dan menjadi salah satu pemikiran dasar bagi beberapa militer terkuat di dunia. strategi dan konsep pertempurannya digunakan di China dan Vietnam dengan hasil yang spektakuler.
Pihak yang bertempur adalah Cao Cao melawan Yuan Shao pada masa 3 kerajaan di akhir dinasti Han. kondisinya sangat kontras dimana Cao Cao disibukkan oleh beberapa front sekaligus, pasukannya sedikit dan persediaan makanannya terbatas. belum lagi bencana kelaparan di daerahnya yang menjadi teater pertempuran beberapa tahun sebelumnya.
Pertempuran Guandu menjadikan Cao Cao sebagai tokoh militer termasyhur dalam sejarah |
Tidak seperti dalam novel, film dan game yang memperlihatkan Cao Cao sebagai kekuatan super yang memiliki banyak wilayah dan ratusan ribu prajurit (baca : mitos Cao Cao tokoh jahat). pada kenyataannya, jumlah prajuritnya pada perang ini hanya 1 banding 10 dengan Yuan Shao. demikian juga perbekalan dan kemampuan logistiknya.
Wilayahnya pun terus dirongrong oleh tetangganya yang beringas dan ambisius sehingga terkepung dari beberapa penjuru. garis belakangnya wilayahnya selalu terancam tanpa tempat aman. Cao Cao sebagai pelindung Kaisar dinasti Han juga masih mengemban tugas untuk menghukum setiap pengkhianat yang memanfaatkan keadaan dan mendeklarasikan diri mereka sebagai kaisar.
Lukisan tentang pertemuan kedua pasukan dalam salah satu fase pertempuran Guandu |
Dalam kondisi pangan sangat kritis, ia sampai harus membubarkan sebagian pasukannya karena tidak mampu memberi mereka makan. tapi yang ia tidak miliki dalam kuantitas ia kejar dalam kualitas. pasukannya dan para pemimpinnya menjadi elit, berdisiplin tinggi, percaya dengan taktik dan strategi yang dibuat olehnya dan kenyang dengan beragam pengalaman tempur.
Pertempuran di Guandu
Pertempuran dibuka dengan Yuan Shao melakukan pengepungan terhadap benteng terdepan lawannya. Cao Cao terlihat tidak terpancing dan justru mengirimkan pasukannya ke arah lain. setelah beberapa waktu tampak seperti mau menyerang markas utama Yuan Shao di seberang sungai. karenanya perhatian pasukan utama Yuan mereka terbagi dengan mempersiapkan pertahanan di titik-titik penyebrangan sungai.
Ketika lawan bergerak, Cao justru berbelok dan secepatnya bergerak untuk menyelamatkan benteng terdepannya dari kepungan Yuan yang ditinggalkan pasukan utamanya. penyerangan terhadap pasukan pengepung membuahkan hasil maksimal sampai berhasil menjatuhkan jendral pemimpin lawan. Cao berhasil menyelamatkan isi benteng dan sibuk mengevakuasi ke tempat yang lebih bisa dipertahankan di selatan
Peta Pertempuran di Guandu dengan skala besar |
Gegerlah kubu Yuan karena salah langkah, tidak tinggal diam mereka langsung mengirimkan sejumlah besar kavaleri reaksi cepat untuk menyerang iring-iringan evakuasi lawan. tidak tanggung-tanggung jendral terbaiknya dikirimkan agar mampu memaksimalkan kerusakan terhadap rombongan kereta perbekalan yang diangkut keluar dari perbentengan.
Diserang oleh 6000 kavaleri Yuan yang jauh lebih besar dari miliknya Cao justru memerintahkan pasukannya untuk melepas baju pelindung dan persenjataan. juga meninggalkan kuda mereka serta gerobak perbekalan mereka di jalan lalu lari ke atas bukit.
Padahal kereta tersebut penuh berisi bahan makanan, perlengkapan perang, persenjataan, uang emas, perak, serta berkendi-kendi alkohol. semua hal yang dibutuhkan untuk keberlangsungan operasi militer dan merupakan alasan mengapa Cao memaksakan diri untuk menyelamatkan benteng tersebut.
Keadaannya menjadi genting dan banyak jendralnya yang menasihati untuk melarikan diri secepatnya sebelum dikepung. tapi Cao Cao masih bertahan dan salah seorang penasehatnya hanya tersenyum kecil karena mengetahui apa yang ada di pikiran tuannya.
Menyebut Cao Cao dan lalu ia pun tampak, sebuah ungkapan yang dibuat dari imagenya dalam novel |
Kavaleri Yuan yang menyerang melihat gerobak perbekalan penuh dengan harta benda tergeletak di jalan. seketika itu mereka justru berhenti menyerbu, sibuk bergerombol, lupa diri akan perintah militer dan justru sibuk menjarah perbekalan. Cao tahu hal ini akan terjadi dan melepaskan 600 kavaleri elitnya untuk membereskan jendral lawan yang terkejut dan disibukkan dengan disiplin pasukannya sendiri.
Awal Kemenangan Cao Cao
Akhirnya dengan hanya 600 pasukan Cao mampu membungkan 6000 kavaleri Yuan. moral pasukan utama Yuan pun merosot drastis karena di awal perang sudah kehilangan jendral terbaik mereka. belum lagi kalah dalam pengepungan dan kehilangan sejumlah kavaleri.
Pertempuran selanjutnya berlangsung ala trench warfare dan siege weapon di antara markas kedua pasukan yang berdekatan namun dipisahkan dengan tembok dan parit. pertempuran menjadi lambat dan lama, padahal perbedaan kekuatannya cukup besar.
Akhirnya terobosan didapatkan saat informasi jalur dan waktu melintas kereta perbekalan Yuan Shao diketahui. dengan membagi dua pasukannya, Cao Cao sendiri memimpin serangan kilat ke arah tempat kereta perbekalan lawan dan menghancurkannya.
Cao Cao dalam karya seni modern sebagai sosok yang diakui brilian dalam politik dan militer |
Yuan Shao kaget tapi segera membalas dengan melancarkan serangan umum terhadap markas lawannya. Cao Cao mengetahui hal ini akan terjadi dan tidak menggubris permintaan mundur dan tidak menolak mengirimkan bantuan terhadap markasnya sendiri yang sedang didatangi sejumlah besar pasukan lawan.
Kekalahan Yuan Shao
Cao Cao memaksa pasukan di markasnya untuk bertekad bulat dan bertahan mati-matian. karena bertempur dengan mengharapkan bantuan seperti bekerja setengah hati yang bisa berakibat fatal. dengan memastikan tidak akan ada yang datang menolong mereka justru bertempur dengan hebat karena dihadapkan pada pilihan bertempur atau mati.
Menghadapi pasukan yang nekad bertahan sampai titik darah penghabisan, pasukan Yuan yang lebih besar justru gentar. ketika berita tentang kereta perbekalannya disergap dan hancur binasa maka mereka justru goyah. tidak lama kemudian jendral pasukan Yuan justru berhenti menyerang dan menyerah takluk.
Mereka tidak ingin mati konyol bersama sisa pasukannya yang terancam mati kelaparan tanpa bisa melarikan diri. maka hancurlah posisi Yuan Shao yang terpaksa mundur dan dikejar habis-habisan. tamat kekuatannya sebagai militer yang disegani oleh pasukan yang hanya 1/10 jumlahnya.
Sosok Cao Cao dalam lukisan dari sudut pandang netral, tidak dipengaruhi oleh novel |
Penutup Battle of Guandu
Pertempuran ini dipelajari terus menerus karena merupakan contoh bagaimana pasukan yang jauh lebih kecil mampu berhadap-hadapan secara imbang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. bukan langsung bertahan mati-matian pada satu titik yang berakibat pada penyerahan kontrol wilayah lainnya kepada lawan. hal yang sama terjadi dengan memilih gerilya di pedalaman.
Dengan memberikan sedikit wilayah terdepan yang kecil bisa menjaringnya masuk si besar ke dalam posisi yang tidak menguntungkan. si besar dibuat lelah dengan panjangnya garis logistik yang harus dijaga. sementara konsumsinya dan kebutuhannya lebih tinggi dari lawannya.
Si kecil tidak hanya bertahan tapi terus melakukan usaha intelijen. pada waktunya akan membuahkan hasil berupa kesempatan untuk merusak dan merampas logistik perbekalan lawan dalam perjalanan. kegagalan pengiriman supply logistik akan langsung menghancurkan kemampuan si besar untuk berperang lebih lama lagi dan merusak moralnya, sehingga memaksanya mundur atau hancur.
Hal di atas menjadi titik balik dimana penghancuran total dapat dilakukan saat moral lawan dalam titik terendah. sebuah pasukan yang tidak mampu melawan pasukan yang jauh lebih kecil akan menjadi takut, tidak percaya diri dan mudah panik. sehingga dengan kekuatan yang lebih kecil sekalipun dapat menghancurkan kohesi pasukan yang lebih besar dan meraih kemenangan gemilang.