Siswa membuat peta konsep sesuai dengan petunjuk dari guru yaitu pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan awal yaitu siswa menentukan ide pokok peta konsep sesuai materi yang telah dijelaskan oleh guru. Selanjutnya siswa mengembangkan ide pokok menjadi konsep-konsep sekunder. Siswa menghubungkan ide pokok dengan ide sekunder dengan garis dan memberikan kata penghubung yang sesuai.
Langkah-langkah membuat peta konsep di atas sesuai dengan pendapat dari Arends (Trianto, 2012: 160), yaitu: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep; mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama; tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut; dan kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Pada saat mengerjakan LKS, siswa berkerjasama dengan kelompok maupun pasangannya untuk membuat sebuah peta konsep. Sebelum mengerjakan, siswa memperhatikan guru menyampaikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep. Jika ada yang belum jelas, siswa dapat bertanya kepada guru. Setelah mendengarkan petunjuk dari guru, siswa berdiskusi membuat peta konsep.
Aktivitas belajar siswa tersebut sesuai dengan pendapat Dierich (Oemar Hamalik, 2011: 90-91) yang meliputi kegiatan visual, lisan (oral), mendengarkan, dan menulis. Pada saat membuat peta konsep, siswa terlebih dahulu berdiskusi bersama dengan kelompok maupun pasangannya untuk menentukan gagasan/ide pokok dari materi pembelajaran yang telah disampaikan. Setelah menentukan ide pokok siswa kemudian mengidentifikasi konsep-konsep sekunder yang sesuai dengan ide pokok. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari DePorter&Hernacki (2006: 172) yaitu bahwa peta konsep dapat memusatkan perhatian, dapat berkonsentrasi pada gagasan-gagasan materi yang dibahas.
Pada saat kegiatan tanya jawab, sebagian besar siswa masih mengingat dengan baik materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Siswa dapat mengingat dengan baik materi yang telah diajarkan merupakan manfaat dari peta konsep sejalan dengan pendapat Munthe (2009: 20) pada point empat, yaitu concept map membantu meningkatkan daya ingat siswa dalam belajar, karena siswa berpikir reduktif. Siswa merangkum informasi yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram atau gambar yang mencangkup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari.
Secara berkelompok siswa dapat membuat peta konsep susuai materi yang telah disampaikan, hal tersebut berarti bahwa siswa paham terhadap materi yang telah diajarkan. Siswa tidak hanya menulis kembali apa yang telah disampaikan oleh guru, akan tetapi siswa dapat merangkum informasi menjadi ide pokok dan juga sekunder. Hal tersebut berarti bahwa peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, sesuai dengan pendapat dari DePorter&Hernacki (2006: 172). Selain itu, peta konsep juga dapat digunakan sebagai alternatif cara membuat catatan kelas yang biasanya bersifat naratif, panjang dan linier. Seperti yang dikemukakan oleh Munthe (2009: 20) bahwa manfaat peta konsep yaitu sebagai cara lain dalam mencatat pelajaran sewaktu belajar.