Tujuan dari pengajaran literasi yang melibatkan pengucapan adalah supaya anak dapat mengucapkan bunyi huruf sesuai dengan bunyi yang seharusnya. Pada saat anak siap belajar membaca dan menulis, langkah yang mereka lakukan adalah anak mencoba merangkai huruf-huruf menjadi kata melalui bunyi.
Sebagai contoh, sambil berupaya merumuskan huruf apa yang harus mereka gunakan untuk membentuk kata “kecap”, mereka pertama kali mengucapkan kata tersebut berulang-ulang sambil menangkap bunyi huruf-huruf yang terkandung dalam kata tersebut, memikirkan simbol-simbol yang mewakili bunyi-bunyian yang mereka tangkap melalui pengucapan mereka. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi apabila pengucapan mereka tidak benar misal kecap diucapkan menjadi “cekap”. Hal ini tentunya akan mengacaukan proses mengeja mereka.
Jadi pengucapan sebenarnya bukan menyebut nama huruf melainkan membunyikan huruf, secara teknis pengucapan mencakup kemampuan untuk berbicara dengan baik, pelafalan, ekspresi, intonasi dan volume suara guna meningkatkan pemahaman dalam mengkomunikasikan pemikiran dengan baik dalam bentuk ucapan seperti memilih kata yang tepat dan menyusun kalimat dengan baik dan runut dalam berbicara.
Olehnya itu, sebagai guru terutama pada tingkat dasar perlu mengenalkan peserta didiknya tentang nama huruf dan bunyi huruf. Ketahuilah bahwa tidak semua huruf memiliki nama huruf sama dengan bunyi huruf. Hal ini perlu diperjelas kepada peserta didik agar tidak salah dalam mengeja huruf. Misalnya huruf b di baca be, jika tidak diperjelas maka anak akan mengejanya menjadi b dan e. Akan berakibat kurang baik apabila anak disuruh merangkai huruf menjadi satu kalimat misalnya mama, kalau dieja akan berbunyi em-a em-a, maka kemungkinan anak akan menulis ema-ema.
Pada prinsipnya, kalau mengajarkan huruf kepada anak jangan hanya nama huruf saja karena tidak akan mendukung kemampuan membaca dan mengeja mereka secara mandiri sebab nama huruf dan bunyi huruf seringkali berbeda.
Supaya anak-anak bisa membuat hubungan antara beberapa huruf saat mengeja atau membaca simbol huruf menjadi sebuah kata maka mereka harus mengetahui bunyi huruf, karena yang disuarakan menjadi kata adalah rangkaian bunyi huruf.
Ketahuilah bahwa pada usia perkembangan, kemampuan otot halus anak belum terkontrol dengan sempurna, termasuk diantaranya otot lidah mereka. Ada beberapa bunyi huruf yang mampu mereka tangkap dengan mudah namun sulit untuk di ucapkan seperti huruf f, l, s, dan r.
Agar anak dapat mengucapkan huruf-huruf yang sulit mengingat kemampuan otot halus mereka yang masih berkembang adalah dengan sengaja memberi mereka kesempatan untuk berlatih sambil ditunjukkan bagaimana posisi mulut saat membunyikan setiap huruf untuk diikuti oleh anak atau peserta didik.