Halo siswa-siswi hebat, semoga kalian masih tetap semangat belajar sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai sejarahnya. Untuk itu marilah kita simak kebesaran sejarah bangsa Indonesia di masa kerajaan kerajaan tradisional.
Tahukah kalian bahwa budaya Hindu Budha membawa begitu banyak pengaruh bagi perkembangan budaya di Indonesia? Hal tersebut berlangsung ketika awal abad 1 Masehi terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang dari India ke Cina. Jalur yang semula menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan Jalur Sutera menjadi menggunakan jalan laut. Rute perdagangan India ke Cina dan sebaliknya memaksa para pedagang untuk melewati perairan Indonesia. Hal tersebut membawa dampak interaksi kebudayaan dan kepandaian yang mereka miliki seperti sistem kepercayaan, sistem huruf, seni bangun, sistem pemerintahan dan sebagainya. Interaksi berupa penerimaan unsur kebudayaan tersebut tentu melalui adaptasi terlebih dahulu.
Hal tersebut karena ketika kebudayaan India tersebut masuk, bangsa Indonesia sudah memiliki kepandaian yang tidak kalah hebat (Local Genius). Walaupun tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa budaya dari India tersebut yang sebelumnya belum kita miliki misalnya sistem huruf sehingga dengan kepandaian tersebut membawa bangsa Indonesia masuk kedalam jaman sejarah. Selain itu juga sistem pemerintahan berbentuk kerajaan, sehingga sejak saat itu terbentuklah kerajaan kerajaan di Indonesia.
Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Masuknya Budaya Dari India
Masuknya budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina. Pada awalnya para pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road). Namun, pada sekitar abad ke satu mereka mengalihkan rute perjalanan menjadi melalu jalur laut. Beberapa faktor yang mengakibatkan para pedagang memindahkan jalur perdagangnya adalah
- Faktor keamanan, yang tidak menjamin keselamatan para pedagang dari perampok-perampok yang menghadang mereka ditengah perjalanan,
- faktor waktu tempuh yang lama akibat kontur jalan darat yang mendorong mereka untuk menuruni lembah, mendaki bukit dan memasuki hutan, dan
- Faktor biaya akibat mereka harus menempuh perjalanan yang lama mengakibatkan biaya yang harus mereka keluarkan juga lebih besar.
Dengan menggunakan jalan laut maka, jalan terdekat bagi pedagang India yang akan ke Cina maupun sebaliknya adalah dengan melewati perairan Indonesia yaitu dengan menyusuri tepian pantai teluk Benggala, melewati Kepulauan Andaman kemudian masuk perairan selat Malaka, sampailah mereka di Indonesia untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan keluar dari Selat Malaka dan masuk ke Laut Cina Selatan maka sampailah mereka di Cina, demikian pula sebaliknya.
Sehingga hal tersebut menunjukan bahwa besar kemungkinan budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha itu sudah ada di Indonesia sejak awal abad 1 Masehi, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Patung Budha di Bukit Siguntang, di Sempaga maupun di di Jember. Penemuan patung Budha tersebut tentu mengandung arti:
- Pernah ada sekelompok orang pada abad 2 yang membawa arca Budha ke Indonesia
- Sekelompok orang tersebut telah berbudaya Budha
- Pada saat itu budaya Budha telah masuk ke Indonesia, namun belum berkembang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Namun, perlu kalian ketahui bahwa tidak semua unsur budaya dari India yang masuk ke Indonesia itu diterima begitu saja oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menyeleksinya terlebih dahulu disesuaikan dengan adat istiadat dan kepandaian yang sudah dimiliki.
Masuknya para pedagang India tersebut tentu dengan membawa seluruh akal budaya dan kepandaian mereka. Hal tersebut membuat terjadilah proses interaksi mereka dengan masyarakat di Nusantara. Interaksi yang terjadi bersifat akulturasi yaitu bertemunya dua unsur kebudayaan yang dapat hidup saling berdampingan serta saling mengisi tanpa menghilangkan unsur unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Terjadinya akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan India adalah karena kebudayaan Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan:
- Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
- Masyarakat Indonesia memiliki kecakapan istimewa yang disebut local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur unsur tersebut sesuai kepribadiannya.
Pembicaraan mengenai pengaruh budaya Hindu Budha di Indonesia perlu bagi kita untuk membedakan antara Proses Masuk dengan Proses Perkembangannya. Hal ini disebabkan untuk bisa berkembangnya sebuah kebudayaan baru tentu membutuhkan waktu yang panjang, tidak cukup setahun atau dua tahun saja, akan tetapi dapat memakan waktu beberapa abad. Tahukah kalian mengapa demikia?. Karena untuk mengganti sebuah kebudayaan yang sudah berurat akar seperti halnya kebudayaan nenek moyang dalam kehidupan masyarakat Nusantara tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan proses mulai dari masuknya budaya tersebut, proses pengenalan (sosialisasi), baru sampai pada proses budaya baru tersebut diterima, itupun tidak langsung berkembang sehingga berwujud terbentuknya sebuah kerajaan. Adanya petunjuk di sebuah wilayah terdapat sebuah kerajaan dengan corak budaya tertentu dapat menjadi indikasi bahwa budaya tersebut sudah berkembang.
Penutup
Masuknya budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina pada abad 1 yang semula pedagang pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road), beralih menggunakan jalur darat.
Proses interaksi antara pedagang pedagang India dengan masyarakat di nusantara bersifat akulturasi yaitu bertemunya dua unsur kebudayaan yang dapat hidup saling berdampingan serta saling mengisi tanpa menghilangkan unsur unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Namun dalam hal sistem huruf tidak terjadi proses interaksi yang bersifat akulturasi melainkan bersifat adopsi dikarenakan sebelum masuknya budaya dari India bangsa Indonesia belum mengenal tulisan, sehingga dikatakan masih berada pada masa praaksara.