Halo siswa-siswi hebat, bersama kami lagi di blog Edugoedu. Setelah mempelajari mengenai sumber sejarah artefak, fosil, dan –lain-lain. Sekarang kamu akan diajak belajar mengenai sumber sejarah kebendaan, visual, audiovisual, dan tradisi lisan.
Sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan mempelajari pengetahuan pada masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Kejadian dalam sejarah itu dapat ditemukan melalui beberapa bentuk atau jenis sumber sejarah sehingga dalam pembahasan sejarah akan lebih luas berdasarkan sumber sejarah yang ditemukan, walaupun dalam suatu pembahasan itu juga terkadang banyak perdebatan yang kan bermunculan. Namun perlu kamu ketahui, bahwa makna sesungguhnya dalam belajar sejarah adalah mempelajari masa lalu agar siap untuk menghadapi masa kini serta merencanakan masa depan. Oleh karena itu, yang dimaksud jenis sejarah adalah perpaduan dari berbagai macam bentuk sumber yang dtemukan yang pada dasarnya dianggap sebagai kemampuan untuk menampilkan jenis atau tipe sejarah dalam berbagai cara.
Setelah membaca artikel ini diharapkan kalian semua dapat mengerti tentang kelebihan dan kekurangan bentuk/jenis sumber sejarah (kebendaan, visual, audiovisual, dan tradisi lisan), menyajikan hasil evaluasi kelebihan dan kekurangan bentuk/jenis sumber sejarah (kebendaan, visual, audiovisual, dan tradisi lisan) dalam tulisan dan/atau media lain. Serta mampu menumbuh-kembangkan sikap yang mau terus belajar tentang sejarah.
Sumber Kebendaan
Sumber benda adalah sumber yang berhubungan dengan aktivitas dan kreativitas manusia pada masa lampau yang berwujud benda. Beberapa contoh sumber benda antara lain kapak batu, perhiasan, manik-manik, gerabah, candi, patung, relief, rumah adat, alat cetak, perahu, rumah ibadah, senjata, peralatan sehari-hari, mata uang dan lain sebagainya. Lihat gambar contohnya dibawah ini.
Gambar Senjata keris, biasanya dipergunakan oleh Raja-raja dan bangsawan di Nusantara
Gambar Rumah Limas dari Sumatera Selatan
Gambar Mata uang logam zaman Hindia Belanda
Sumber Visual
Sumber visual nontekstual dari masa lalu memberikan banyak informasi berharga bagi sejarawan. Seringkai kesaksian sejarah itu ‘tanpa kata’, seorang sejarawan membutuhkan peninggalan-peninggalan yang ada untuk mendukung penulisan peristiwa sejarah.
Ketika sumber tertulis dirasakan masih kurang mencukupi dijadikan sebagai fakta untuk mengungkap peristiwa masa lalu, maka dalam perspektif baru penulisan sejarah, para sejarawan mulai mencari sumber-sumber sejarah baru, seperti gambar-gambar visual dalam bentuk foto. Sebuah lembaga yang banyak menimpan arsip foto sejarah di Indoensia adalah Koninklijk Instituut voor Taal, Land, en Volkenkunde (KITLV).
Arsip foto memiliki potensi yang penting untuk melengkapi data penelitian sejarah. Pada tahun 1841, pemerintah colonial mulai memesan foto-foto Borobudur dan peninggalan-peninggalan masa lampau lainnya yang ada di Nusantara kepada para arkeolog. Kegiatan fotografi berkembang dengan cepat sebagi industry baru di Jawa. Juru foto keliling banyak yang mengkuti kegiatan para penjelajah. Serdadu colonial dna pedagang yang melakukan perjalanan keliling Nusantara. kamera mulai menggantikan fungsi pensil dan lukisan untuk mengabadikan semua pengalaman tentang kehidupan masyaakat di tempat-tempat yang berbeda. Sekitar tahun 1860-an, para fotografi Eropa perama kali datang ke Nusantara dam menghasilkan foto-foto pribumi untuk menyingkap semua keindahan dan eksotisme dari Timur.
Pada akhir tahun 1920-an, banyak foto yang bertema antropologi mengambil lokasi foto di dalam studio dan menggunakan gambar dekorasi lukisan sebagai latarnya. Dekorasi lukisan tersebut dibuat cenderung sama, yaitu pemandangan alam dengan tambahan pagar kayu, rumput, dan pepohonan, serta di tengah lukisan terdapat terdapat beberpa pohon palem.
Saat ini, pemanfaatan sumber visual banyak digunakan untuk melengkapi kekurangan data dari sumber tertulis, terutama hal-hal yang terkait dengan kehidupan sosial-budaya dari kehidupan masyarakat di masa lampau. Dalam koleksi kartu pos, banyak juga ditampilkan model menggunakan berbagai jenis pakaian tradisional di masa lalu.
Jadi dari hasil foto-foto dapat dilihat gerak dinamis budaya masyarakat yang terjadi pada masa itu. ini meupakan keterangan yang sangat penting dalam suatu penulisan sejarah.
Sumber Audiovisual
Sumber audiovisual adalah segala keterangan yang dijelaskan atau dibuktikan dengan adanya rekaman suara. Bila keterangan suara itu disertai pula dengan gambar, maka disebut dengan sumber audiovisual.
Arsip audiovisual di Gedung Arsip Nasional cukup banyak menyimpan rekaman atau audiovisual jejak-jejak sejarah, terutama rekam jejak masa kolonial Belanda dan masa pendudukan Jepang.
Film-film documenter yang dibuat pemerintah colonial Belanda lebih banyak diambil dari lokasi pertempuran dan menunjukkan pelaksanaan program-program pemerintah, seperti politik pintu terbuka dan tanam paksa. Adapun masa pendudukan Jepang lebih menonjolkan kegiatan propaganda Jepang tentang program-program pemerintah pendudukan di wilayah Asia Timur.
Film dokumenter akan mememberikan banyak informasi tentang hal-hal kecil yang sering terlewatkan dalam dokumen tertulis.
Sumber Tradisi Lisan
Sumber lisan adalah sumber sejarah yang datanya diperoleh secara lisan, baik dari pelaku atau saksi dari suatu peristiwa sejarah. Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah. Alaannya adalah dalam tradisi lisan erekam maa lampau manusia yang belum mengenal tulisan, terkait dengan kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, nilai-nilai, atau pengalaman sehari-hari mereka.
Tradisi lisan terangkum dalam folklore. Jejak sejarah masyarkat praaksara dalam bentuk dongeng, legenda, mitos, musik, upacara, pepatah, lelucon, takhyul, lagu rakyat, kebaiaan-kebiasaan, kepercayaan, alat musik rakyat, pakaian dan perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, artisitektur rakyat, dan kerajinan tangan merupakan bagian dari folklore (dari kata bahasa Inggris folklore berarti rakyat da lore yang berarti tradisi atau ilmu pengetahuan). Ciri-ciri folklore adalah:
- Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan
- Bersift tradisional, artinya terkait dalam bentuk dan aturan yang baku
- Bersifat anonym, artinya nama penciptanya tidka diketahui
- Memiliki gaya bahasa yang suka melebih-lebihkan (hiperbola), serta sering menggunakan kata-kata klise, misalnya ingin menggambarkan kecantikan seorang wanita dikatakan ‘wajahnya bersinar bagaikan bulan purnama.
Tradisi lisan dapat dianggap sebagai sebuah kesaksian sejarah yang berguna bagi penulisan sejarah karena memuat pewarisan ingatan tentang peristiwa maa lampau dari generasi ke generasi. Namun, sebagai sebuah karya sejarah tradisional, tradisi lisan tidak menggunakan prosedur penulisan sejarah ilmiah. Karya-karya yang disebutkan melalui tradisi lisan seringkali memuat sesuatu yang bersifat supranatural sehingga antara fakta, imajinasi, dan fantasi bercampur aduk.
Dalam tradisi lisan seringkali tokoh-tokoh dan waktu terjadinya peristiwa itu memang benar-benar terjadi. Namun, keseluruhan kisahnya telah banyak mengalami perubahan. Beberapa bentuk tradisi lisan dianaranya berupa cerita rakyat, legenda, kidung, tradisi, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, dan upacara adat.
Sumber lisan dalam sejarah lisan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam penulisansejarah karena menggunakan kesaksian sezaman dari para saksi dan pelaku sejarah. Sejah lisan telah berkembang sejak lama. Herodatus, sejarawan Yunani pertama, telah mengembara ke tempat-tempat yang jauh untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah lisan. Thucydides telah menggunakan kisah kesaksian langsung para prajurit yang ikut dalam perang Peloponesus antara Sparta dan Athena untuk menyusun sejarah lisan.
Sejarah lisan memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
- Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan dengan komunikasi dua arah. Bila ada bagian yang kurang jelas, sejarawan dapat langsung menanyakannya. Sebaliknya bila sejaraan salah mengerti, naa sumber dapat memberikan koreksi.
- Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis. Kebanyakan sejarah hanya mengisahkan tokoh-tokoh atau kelompok yang terjangkau oleh dokumen.
- Sejarah lisan membuka kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan penelitian mengenai sejarah keluarga, hubungan antartetangga, peran suami-istri, emosi, konflik, dan prilaku
- Sejarah lisan menjangkau kejiwaan pelaku sejarah sehingga sejarwan tidak hanya mendapatkan kisah perjuangan para pelaku sejarah, melainkan juga ide-ide, dan harapan-harapan mereka
- Melengkapi kekurangan dokumen
Sebagai salah satu metode penelitian sejarah, sejarah lisan memerlukan sumber-sumber lain untuk memperkuat dan mendukung objektifitas cerita sejarah. Hal itu disebabkan sumber lisan masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Memiliki subjektifitas yang sangat tinggi
- Terbatasnya daya ingat pelakudan saksi sejarah
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Sumber Sejarah Kebendaan, Visual, Audiovisual, Tradisi Lisan
No |
Sumber Sejarah |
Kelebihan |
Kekurangan |
1 |
Visual |
|
Rentan mengalami kerusakan, bahkan dapat dipalsukan dengan replica diperlukan penyimpanan dan perawatan yan gbaik umumnya membutuhkan biaya besar |
2 |
Audiovisual |
|
Karena sebagain besar memanfaatkan media elektronik untuk menyimpan maupun menampilkan data, sumber ini rentan mengalami kerusakan ataupun hilang |
3 |
Lisan |
|
|
4 |
Kebendaan |
|
Artefak atau fosil dikhawatirkan sudah tidak utuh dan mengalami kerusakan bagian ketika penggalian sehingga dapat mengurangi objektivitas sejarah |