Karakteristik mendasar dari supervisi klinis sebagaimana dikatakan Acheson dan Gall dalam Sagala adalah:
- Meningkatkan kualitas keterampilan intelektual dan perilaku mengajar guru secara spesifik.
- Supervisi harus bertanggung jawab membantu para guru untuk mengembangkan; keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan data yang benar dan sistematis; terampil dalam mengujicobakan, mengadaptasi, dan memodifikasi kurikulum, dan; agar semakin terampil menggunakan teknik-teknik mengajar, guru harus berlatih berulang-ulang.
- Supervisi menekankan apa dan bagaimana guru mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk merubah kepribadian guru.
- Perencanaan dan analisis berpusat pada pembuatan dan pengujian hipotesis pembelajaran berdasarkan bukti-bukti hasil observasi.
- Konferensi berkaitan dengan sejumlah isu-isu penting mengenai pembelajaran yang relevan bagi guru mendorong untuk berubah.
- Konferensi sebagai umpan balik menitikberatkan pada analisis konstruktif dan penguatan terhadap pola-pola yang berhasil daripada menyalahkan pola-pola yang gagal.
- Observasi itu didasarkan pada bukti, bukan pada pertimbangan nilai yang substansial atau nilai keputusan yang tidak benar.
- Siklus perencanaan, analisa dan pengamatan secara berkelanjutan dan bersifat kumulatif.
- Supervisi merupakan proses memberi dan menerima yang dinamis di mana supervisor dan guru adalah kolega yang meneliti untuk menemukan pemahaman yang saling mengerti bidang pendidikan.
- Proses supervisi pada dasarnya berpusat pada analisis pembelajaran.
- Guru secara individual memiliki kebebasan dan tanggungjawab untuk menganalisis dan menilai isu-isu, meningkatkan kualitas pengajaran dan mengembangkan gaya mengajar personal guru.
- Proses supervisi dapat diterima, dianalisis dan dikembangkan lebih banyak sama dengan keadaan pengajaran yang dapat dilakukannya.
- Seorang supervisor memiliki kebebasan dan tanggungjawab untuk menganalisis kegiatan supervisinya dalam hal yang sama dengan analisis evaluasi guru tentang pembelajarannya.